Amankah Madu bagi Penderita Diabetes

Amankah Madu bagi Penderita Diabetes

Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis terjadi karena adanya gangguan pada pankreas yang menghasilkan insulin. Padahal insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.

Madu sebagai minuman yang sangat berfaedah bagi kesehatan akhir-akhir ini sudah popular di masyarakat. Sebagai bagian dari Thibbun Nabawi (pengobatan ala Nabi Saw), minuman yang dituntunkan oleh Rasulullah Saw ini sungguh istimewa dan berkhasiat mengobati berbagai macam
penyakit.

Apakah madu aman dikonsumsi oleh penderita diabetes? Tidakkah madu yang rasanya “manis” justru akan meningkatkan kadar gula darah? Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, Creactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid. Dalam penelitian ini menunjukkan, pertama pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstrose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam.

Jadi dapat disimpulkan bahwa madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hari ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol jahat (LDL), serta meningkatkan kolesterol baik(HDL). Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total, LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik metabolismenya, juga dapat meningkatkan kadar insulin dibandingkan sukrosa.

Dari penelitian tersebut, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.

Di New Zealand, telah dipasarkan sebuah produk kombinasi pollen dan propolis alamiah yang diklaim para penelitinya dapat mengontrol kadar gula darah dan lemak. Selain itu, dikatakan pula obat ini dapat melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Peneliti yang sama juga berhasil membuktikan efek propolis dalam mengobati diabetes mellitus sama baiknya dengan terapi tradisional lain, tetapi lebih cepat dalam menurunkan kadar gula darah. Juga, propolis memberi efek yang baik pada pasien diabetes dengan gangguan radang gusi dan jamur di mulut.

Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi sejenis gula yang “lambat dibakar” atau memiliki indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol. Semoga bermanfaat.

Obat GERD Alami, dari Bahan Herbal Sampai Perubahan Gaya Hidup

Obat GERD Alami, dari Bahan Herbal Sampai Perubahan Gaya Hidup

GERD (gastroesophageal reflux disease) menandakan naiknya asam lambung ke kerongkongan sehingga menimbulkan gejala seperti heartburn. Kabar baiknya, gejala GERD juga dapat diredakan dengan obat dari bahan herbal dan perubahan gaya hidup.

Apa saja pilihan obat alami yang dapat Anda coba? Mari lihat rekomendasinya berikut ini.

Berbagai pilihan obat GERD herbal

Gejala GERD bukan hanya menghambat aktivitas, tapi juga bisa bertambah buruk dan mengakibatkan sederet komplikasi bila tidak diobati. Jika sudah begini, Anda perlu mendapatkan perawatan kombinasi dengan obat-obatan dan prosedur medis lainnya.

Sebelum bermunculan obat-obatan medis yang telah teruji efektivitasnya, bahan alami menjadi andalan sebagai obat tradisional untuk GERD. Berikut bahan-bahan herbal sebagai obat GERD yang alami, seperti dilansir dari situs Harvard Medical School.

1. Jahe

Jahe cukup termasyhur sebagai obat herbal sejak ratusan tahun silam, salah satunya dalam mengatasi heartburn. Menurut sebuah studi pada 2011, peserta yang meminum suplemen jahe selama satu bulan mengalami pengurangan peradangan pada sistem pencernaannya.

Dari studi ini, diketahui bahwa jahe kaya dengan antioksidan serta fenolat yang dapat meredakan iritasi saluran cerna dan mengurangi kontraksi otot lambung. Bahkan, bahan aktif yang terkandung pada jahe sebenarnya juga ada pada obat antasida.

Berkat zat-zat tersebut, jahe juga berpotensi mengurangi kemungkinan asam lambung yang berlebihan mengalir dari perut ke kerongkongan. Selain itu, obat tradisional ini juga bisa meredakan gejala GERD lainnya, seperti perut mual dan mulas.

Anda dapat mengolah jahe sebagai obat herbal untuk GERD dengan berbagai cara. Berikut contohnya.

  • Dikupas dan diparut atau diiris tipis-tipis untuk dicampur dalam masakan.
  • Dikupas dan dimakan mentah.
  • Diiris dan direbus bersama air, kemudian dijadikan air jahe untuk diminum.

2. Chamomile

Bahan alami lainnya yang bisa Anda jadikan sebagai obat herbal untuk meredakan gejala GERD adalah chamomile. Tanaman berbunga ini ternyata sudah cukup lama digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi sakit perut.

Sama seperti jahe, chamomile mengandung zat antiradang yang khasiatnya tidak jauh berbeda dengan obat pereda nyeri golongan NSAID seperti aspirin. Hal ini dilaporkan dalam sebuah studi terbitan jurnal Molecular Medicine Reports.

Studi tersebut menyebutkan bahwa chamomile dapat meredakan banyak gangguan pencernaan. Bahan herbal ini membantu mengatasi efek kenaikan asam lambung, menghambat pertumbuhan bakteri H. pylori, dan mengurangi kejang otot di perut.

Semua manfaat ini menunjukkan bahwa chamomile dapat digunakan sebagai pilihan obat alami untuk meredakan gejala GERD. Anda bisa memperoleh khasiat chamomile dengan menyajikannya sebagai teh chamomile.

3. Licorice

Mungkin belum banyak yang mengenal tanaman licorice. Tanaman ini sebenarnya memiliki nama lain di Indonesia, yaitu akar manis. Licorice dapat melindungi lapisan perut dan kerongkongan sehingga mencegah terjadinya iritasi oleh asam lambung.

Licorice bekerja dengan meningkatkan produksi lendir pada sel kerongkongan. Lendir yang terbentuk akan melindungi dinding kerongkongan dari iritasi akibat paparan asam lambung terus-menerus.

Anda bisa menemukan tanaman akar manis dalam bentuk pil atau cairan yang dikenal sebagai DGL-licorice (Glycyrrhiza glabra). Kunyah atau minum ekstrak licorice ini 1 atau 2 jam sebelum makan.

4. Minyak peppermint

Minyak dari daun peppermint telah sejak lama menjadi obat tradisional untuk melegakan pilek, sakit kepala, mual, dan gangguan pencernaan. Sejumlah studi juga menyebut minyak alami ini bisa menjadi obat gejala GERD akibat naiknya asam lambung.

Akan tetapi, Anda harus teliti saat menggunakan minyak peppermint. Jangan gunakan minyak ini bersamaan dengan obat antasida. Pemakaian keduanya dalam waktu yang sama justru dapat memicu terjadinya heartburn.

Sebelum pakai obat GERD alami, konsultasikan kepada dokter

Obat tradisional mungkin jadi pilihan Anda untuk mengatasi gejala GERD. Pasalnya, obat-obatan medis berpotensi mempengaruhi kinerja ginjal dan hati. Namun, perlu diingatkan kembali bahwa penggunaan obat alami tidak sepenuhnya aman.

Setiap orang merespons pengobatan dengan cara yang beragam. Ini berarti ada yang berhasil menggunakan obat herbal dan ada pula yang tidak. Risiko efek samping tetap ada, terutama pada orang yang alergi obat atau memakai obat dengan cara yang keliru.

Jadi, jika Anda ingin memakai obat alami untuk mengatasi GERD, pastikan bahwa dokter sudah memberikan lampu hijau. Pengawasan dokter juga diperlukan selama penggunaan obat, terutama bila Anda punya masalah kesehatan lain.

Lakukan hal ini agar obat GERD alami bekerja efektif

Kesembuhan GERD tidak hanya bergantung dari obat alami yang Anda minum, tapi juga kebiasaan dan gaya hidup. Jika Anda makan makanan pemicu asam lambung misalnya, gejala GERD tetap akan kambuh sekalipun Anda minum obat herbal.

Berikut beberapa hal yang perlu Anda perhatikan agar Anda terbebas dari gejala GERD yang mengganggu.

1. Menghindari makanan pemicu

Makanan pedas, asam, dan berlemak bisa memicu gejala GERD. Maka dari itu, Anda harus membatasi jenis makanan ini. Sebagai gantinya, perbanyak makanan sehat seperti sayur yang tidak mengandung banyak gas atau buah yang tidak asam.

2. Menjaga berat badan ideal

Keampuhan obat alami dalam meredakan GERD tentu jadi lebih baik jika diimbangi dengan usaha Anda untuk menjaga berat badan tetap ideal. Pasalnya, kelebihan berat badan (obesitas) menjadi salah satu faktor risiko yang menyebabkan GERD.

Ini karena berat badan berlebih memberi tekanan yang besar pada lambung sehingga lambung memproduksi lebih banyak asam. Jaga berat badan ideal Anda setidaknya dengan berolahraga ringan selama 30 menit sebanyak lima hari dalam seminggu.

3. Berhenti merokok

Kebiasaan merokok bisa memicu produksi asam lambung berlebih. Berhenti merokok bukan hanya bermanfaat untuk meredakan gejala GERD, tapi juga membuat tubuh lebih sehat sehingga terhindar dari masalah pencernaan terkait GERD.

4. Meninggikan posisi tubuh saat berbaring

Apabila Anda sering mengalami heartburn saat berbaring, cobalah meninggikan posisi tubuh Anda. Tumpuklah bantal atau penyangga lainnya di bawah kepala Anda, tetapi pastikan tingginya mencapai kira-kira 15 cm.

Ada banyak cara yang dapat ditempuh untuk mengobati GERD, salah satunya dengan mengonsumsi obat alami. Perbaikan gaya hidup seperti menjaga pola makan, berhenti merokok, dan menjaga berat badan juga dapat menunjang pengobatan.

Meski begitu, pastikan Anda sudah berdiskusi dengan dokter sebelum menggunakan bahan herbal apa pun. Hal ini bertujuan untuk mencegah munculnya efek samping akibat penggunaan bahan-bahan tertentu dengan cara yang keliru.

8 Obat Herbal untuk Mengatasi Batu Empedu Secara Alami

8 Obat Herbal untuk Mengatasi Batu Empedu Secara Alami

Obat herbal untuk mengatasi batu empedu secara alami

Terlalu banyak kolesterol atau bilirubin di dalam kantong empedu adalah penyebab terbentuknya batu empedu. Adanya batuan ini, akan menyebabkan penyumbatan dan peradangan pada kantong empedu (kolesistitis). Jika tidak disembuhkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Pilihan pengobatan batu empedu, tak hanya lewat obat medis atau operasi saja. Anda juga bisa memanfaatkan bahan alami sebagai obat herbal untuk meredakan gejala batu empedu.

Beberapa tanaman yang memiliki potensi sebagai obat alami untuk batu empedu, antara lain:

1. Artichoke

Bagian daun, batang, dan akar dari artichoke (Cynara scolymus) dipercaya dapat digunakan sebagai obat herbal untuk meringankan gejala batu empedu. Seperti yang ditemukan oleh sebuah penelitian di Inggris yang dimuat dalam jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews (CDSR) tahun 2009.

Penelitian itu menemukan suplemen ekstrak artichoke dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah hingga 18,5 persen. Sementara itu, kadar kolesterol kelompok partisipan yang diberi pil plasebo (obat kosong) hanya menurun sekitar 8,6% saja.

Kesimpulannya, tanaman alami ini bukan sebagai obat herbal yang ampuh menghancurkan batu empedu. Namun, hanya sebatas membantu menurunkan kolesterol yang dapat menjadi penyebab batu empedu.

Ketika kadar kolesterol berhasil diturunkan, artinya risiko penggumpalan batu lebih lanjut dapat diperlambat atau dihentikan sama sekali. Pada akhirnya, efek inilah yang dipercaya membantu meringankan kemunculan gejalanya.

2. Cuka apel

Cuka apel dapat menjadi pilihan obat alami lainnya untuk meringankan gejala batu empedu. Meski manfaatnya belum benar-benar dibuktikan oleh penelitian ilmiah yang valid, banyak orang percaya cuka apel dapat menyembuhkan nyeri perut karena sifat antiradangnya.

Untuk mencobanya, larutkan 2 sendok makan cuka apel dengan air hangat. Anda bisa minum 2-3 kali dalam sehari seperlunya, sampai rasa sakit mereda. Jangan langsung minum sari cuka apel murni tanpa dilarutkan dulu dengan air, karena asamnya dapat merusak gigi.

3. Bunga dandelion

Menurut studi dalam jurnal National Center for Complementary and Integrative Health, bunga dandelion sudah lama digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati masalah saluran empedu dan hati.

Beberapa orang percaya bahwa akar dari bunga dandelion dapat merangsang produksi cairan empedu di kantong empedu. Mereka biasanya menyeduh bunga dandelion kering untuk mendapatkan manfaat ini.

Kandungan polifenol dalam dandelion dilaporkan oleh beberapa penelitian dapat membantu mengurangi peradangan sementara juga meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bunga dandelion benar bermanfaat sebagai obat alami untuk penyakit batu empedu.

4. Minyak jarak

Sebagai obat herbal alternatif untuk mengobati penyakit batu empedu, minyak jarak sering digunakan dengan cara kompres. Anda dapat mencelupkan kain bersih ke dalam minyak jarak hangat dan tempelkan di sisi kanan atas perut yang terasa sakit. Biarkan kain di atas perut hingga satu jam.

Minyak jarak diketahui bersifat antiradang yang dapat meringankan rasa sakit. Meski begitu, tidak ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan manfaat minyak jarak sebagai obat herbal batu empedu.

Penggunaan obat batu empedu alami ini hanya untuk pemakaian luar, tidak untuk diminum atau dimakan.

5. Teh daun peppermint

Teh daun peppermint sudah sejak lama digunakan untuk meredakan sakit perut, melancarkan pencernaan, dan meredakan mual. Ini karena daun peppermint mengandung mentol, senyawa yang dapat mematikan rasa (membuat kebas) dan meredakan nyeri.

Anda bisa menggunakan tanaman alami ini sebagai obat herbal untuk batu empedu dengan menyeduh beberapa helai daun mint dengan air hangat. Minum teh ini secara teratur untuk membantu mengurangi jumlah kekambuhkan nyeri di daerah kandung empedu.

6. Kunyit

Kunyit adalah salah satu bahan alami yang berpotensi baik sebagai obat herbal untuk membantu mengurangi gejala batu empedu. Kunyit mengandung zat curcumin yang dikenal karena sifat antiradang dan penyembuhannya.

Anda dapat mengolah kunyit dengan cara menyeduhnya dan diminum sebagai teh herbal. Minum air rebusan kunyit setiap hari untuk melihat sampai sejauh mana perbaikan kondisinya.

7. Chia seeds

 

Chia seeds atau biji chia adalah biji-bijian yang mengandung banyak nutrisi bermanfaat untuk tubuh. Sebut saja kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, asam lemak omega-3, dan bahkan sejumlah antioksidan penting.

Mengonsumsi biji chia yang tinggi omega 3 diyakini dapat membantu mengatasi rasa sakit yang diakibatkan peradangan pada kantung empedu. Anda bisa mendapatkan manfaat biji chia ini sebagai obat alami untuk batu empedu dengan menambahkannya pada oatmeal atau masakan.

8. Milk thistle

Milk thistle (Silybum marianum) adalah tanaman yang juga diyakini berpotensi sebagai obat herbal untuk batu empedu. Menurut kutipan jurnal dari American Family Physician, milk thistle tampak mampu melindungi organ hati dan empedu dari efek racun yang bisa menyebabkan peradangan.

Zat aktif di dalam milk thistle yang berperan dalam perlindungan tersebut adalah silymarin. Silymarin paling banyak ditemukan dalam biji milk thistle.

Silymarin dilaporkan bekerja merangsang pembaharuan sel-sel hati yang sudah rusak (regenerasi). Hati yang didukung sel sehat dapat bekerja lebih efektif untuk memproduksi cairan empedu yang lebih sehat (minim kolesterol).

Obat alami untuk meredakan gejala batu empedu umumnya tersedia dalam bentuk pil suplemen. Namun, hati-hati apabila Anda memiliki batu empedu dan diabetes di waktu yang bersamaan. Jangan mengonsumsi milk thistle karena dapat menurunkan kadar gula darah secara drastis pada orang dengan diabetes tipe 2.

Obat alami belum tentu mujarab obati batu empedu

Penting untuk dipahami bahwa manfaat sejumlah obat herbal di atas untuk penyakit batu belum dapat dibuktikan secara valid pada manusia.

Berbagai penelitian yang ada hanya sebatas memperlihatkan potensi masing-masingnya untuk meredakan gejala tertentu yang mungkin timbul akibat batu empedu, tapi tidak menghilangkan batu tersebut. Sederhananya, kemanjuran obat alami di atas belum terbukti benar untuk menyembuhkan batu empedu.

Maka sebelum mencoba obat alami apa pun jika punya batu empedu, konsultasi dan periksakan diri dulu ke dokter. Minta pendapat dokter untuk memastikan keamanan menggunakan obat herbal jenis apa pun.

Ingatlah bahwa obat herbal sifatnya hanya membantu meredakan gejala penyakit dan menjaga kesehatan tubuh secara umum, tapi tidak menyembuhkan sampai tuntas.

Cara aman memilih obat batu empedu alami

Jika Anda berniat mencoba konsumsi obat herbal untuk meredakan gejala batu empedu, tanyakan pada dokter produk mana yang paling tepat dan aman buat kondisi Anda. Jika dokter sudah memperbolehkan memakai obat herbal, tanyakan juga dosis dan cara pakainya yang tepat.

Selain itu, penting untuk selalu mengecek keaslian produk obat herbal yang akan Anda coba untuk mengatasi batu empedu. Anda bisa cek status obat herbal yang ingin Anda gunakan lewat situs https://cekbpom.pom.go.id/ dari BPOM RI.

Di situs tersebut, Anda bisa mengetahui apakah obat herbal itu sudah lolos uji keamanan, efektivitas, khasiat, dan juga sudah terdaftar resmi di BPOM. Ikuti dosis dan cara pakai yang tertera di kemasan untuk penggunaan yang aman di tubuh Anda. Terakhir, jangan lupa untuk cek juga tanggal kedaluwarsanya.

3 Pilihan Obat Herbal untuk Bantu Mengatasi Gejala Osteoporosis

3 Pilihan Obat Herbal untuk Bantu Mengatasi Gejala Osteoporosis

Pengobatan utama untuk osteoporosis adalah obat-obatan resep dokter, seperti bifosfonat, dan mungkin juga meliputi terapi fisik. Namun di samping itu, ada beberapa obat herbal yang diyakini berpotensi membantu mengatasi gejala osteoporosis dan mengendalikan keparahan penyakitnya.

Obat herbal untuk osteoporosis

 

Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang kerap menyerang orang lebih tua dan wanita. Saat osteoporosis menyerang tandanya kepadatan mineral tulang menurun sehingga rentan patah dan rapuh. Untuk membantu meringankan pengeroposan tulang atau osteoporosis, berikut berbagai obat herbal yang bisa dikonsumsi:

1. Semanggi merah (red clover)

Dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, ekstrak semanggi merah dipercaya dapat menjadi obat herbal bagi pengidap osteoporosis.

Hasil penelitian tersebut menemukan, mengonsumsi esktrak semanggi merah selama 12 minggu berefek baik untuk kesehatan tulang wanita menopause. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa suplemen ini membantu melindungi tulang punggung dari efek penuaan tulang akibat usia dan osteoporosis.

Penelitian lain juga menyebutkan proses penurunan kepadatan tulang terjadi lebih lebih lambat pada wanita yang rutin mengonsumsi herbal ini. Mengapa? Semanggi merah dilaporkan mengandung isoflavon yang secara struktur mirip dengan estrogen alami dalam tubuh manusia.

Estrogen itu sendiri adalah hormon yang membantu melindungi kepadatan dan kekuatan tulang. Penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko osteoporosis.

2. Black cohosh

Black cohosh adalah herbal yang populer digunakan oleh masyarakat Indian Amerika untuk mengatasi masalah kesehatan wanita. Black cohosh banyak digunakan untuk mengobati gejala menopause, sindrom PMS, nyeri haid, jerawat, serta menginduksi persalinan. Namun selain itu, obat herbal yang satu ini juga kerap digunakan untuk mengatasi osteoporosis.

Black cohosh mengandung fitoestrogen (zat mirip estrogen) yang diyakini mampu membantu mencegah pengeroposan tulang. Sebuah penelitian dalam jurnal Bone menemukan bukti bahwa black cohosh mendukung pembentukan tulang pada tikus.

Meski begitu, black cohosh tidak bisa dijadikan sebagai pengganti estrogen dalam pengobatan apa pun termasuk terapi hormon. Di beberapa bagian tubuh, black cohosh ditemukan bisa meningkatkan efek estrogen. Sementara di bagian lainnya black cohosh justru diamati mengurangi efek estrogen yang merugikan tubuh.

Tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperkuat bukti apakah obat herbal ini benar-benar efektif untuk osteoporosis atau tidak. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai manfaat dan efek samping obat herbal yang satu ini sebelum dikonsumsi.

3. Paku ekor kuda (horsetail)

Paku ekor kuda termasuk obat herbal yang diduga kuat bisa membantu mengatasi osteoporosis. Biasanya tanaman herbal ini dikonsumsi sebagai suplemen, teh, atau kompres herbal.

Kandungan silikon di dalam paku ekor kuda dipercaya mampu membantu mengurangi pengeroposan tulang. Selain itu, tanaman dengan nama latin Equisetum arvense ini juga diduga kuat bisa merangsang regenerasi tulang.

Paku ekor kuda termasuk tanaman yang mengandung antioksidan dan antiradang. Kandungan ini memiliki senyawa yang bekerja seperti pil diuretik, atau dengan kata lain membuat Anda jadi sering kencing. Oleh karena itu, Anda biasanya disarankan untuk banyak minum air agar cairan yang hilang dan keluar dapat tergantikan.

Selain untuk osteoporosis, obat herbal ini juga digunakan untuk mengatasi penumpukan cairan di tubuh seperti edema. Kadar kolesterol yang tinggi, haid yang berat, dan batu ginjal juga bisa diringankan gejalanya dengan obat herbal yang satu ini. Namun, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan keefektifannya.

Obat herbal bukanlah pengobatan utama osteoporosis

 

Meski alami, perlu diingat bahwa obat herbal bukanlah pengganti pengobatan utama. Belum ada penelitian yang menjamin 100 persen bahwa obat herbal bisa menggantikan obat medis untuk osteoporosis. Masih dibutuhkan banyak penelitian untuk memperkuat bukti laporan potensi obat herbal untuk osteoporosis.

Tujuan obat herbal itu sendiri bukanlah menyembuhkan melainkan meringankan gejala dan keparahan. Oleh karena itu, obat herbal biasanya hanya diberikan sebagai pelengkap obat dokter lainnya. Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memutuskan mana obat herbal yang aman dan cocok untuk kondisi Anda. Sebab, bahan aktif di dalamnya mungkin bisa mengganggu kerja obat utama.

Obat herbal yang dikonsumsi bisa saja bereaksi negatif terhadap obat-obatan yang Anda konsumsi. Bukannya meringankan kondisi, obat herbal malah bisa memperparah kesehatan tulang dan tubuh.

Oleh sebab itu, selalu konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat herbal baik dalam bentuk suplemen atau ekstrak lainnya.

Cara memilih obat herbal yang tepat

 

Memilih obat herbal tak bisa sembarangan. Oleh karenanya, Anda perlu meminta izin dan persetujuan dokter terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko obat yang mungkin mengacaukan pengobatan utama.

Jika dokter sudah memberikan lampu hijaunya pada Anda untuk minum obat herbal tertentu, berhati-hatilah sebelum membelinya. Jangan mudah tergiur oleh harga yang murah dan iklan yang menjanjikan. Akan jauh lebih baik jika Anda meminta dokter untuk merekomendasikan beberapa produk yang tepat.

Produk yang Anda beli di pasaran sebenarnya bisa dicek terlebih dahulu di laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) http://cekbpom.pom.go.id/.

Hal ini dimaksudkan untuk melihat keamanan obat apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum. Biasanya Anda bisa mengeceknya melalui nomor registrasi yang tertera di kemasan, merek, atau nama produknya.

Pastikan juga untuk mengecek tanggal kedaluwarsa obat herbal untuk osteoporosis yang Anda beli. Hal ini untuk mengantisipasi obat kedaluwarsa yang ternyata masih beredar di pasaran.

Setelah semuanya aman, bacalah petunjuk penggunaan mengenai kapan harus diminum dan berapa kali penggunaannya.

Beragam Obat Herbal dan Pengobatan Alternatif untuk Kanker Payudara

Beragam Obat Herbal dan Pengobatan Alternatif untuk Kanker Payudara

Cara mengobati kanker payudara secara alami dengan obat herbal atau pengobatan alternatif masih banyak dicari oleh penderita kondisi ini. Namun, apakah benar obat-obat alami ini bisa mengobati kanker payudara? Apa saja pilihan obat herbal dan pengobatan alternatif yang sering digunakan untuk mengobati penyakit ini?

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum konsumsi obat herbal kanker payudara

Obat herbal adalah produk yang berasal dari tanaman atau ekstrak tumbuhan, seperti minyak, akar, biji, daun, atau bunga. Jenis obat ini sudah digunakan berabad-abad untuk membantu mengobati penyakit atau meningkatkan kesehatan.

Meski demikian, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa obat herbal mampu menyembuhkan penyakit kanker payudara.

Beberapa bahan alami atau obat tradisional tertentu yang sering digunakan hanya dapat membantu meringankan gejala kanker payudara serta efek samping pengobatannya. Oleh karena itu, jangan menjadikan obat herbal sebagai terapi utama dalam pengobatan untuk kanker payudara Anda.

Di sisi lain, mengombinasikan perawatan alami ini dipercaya turut membantu menjaga daya tahan dan stamina tubuh selama menjalani pengobatan utama.

Meski demikian, jika Anda berencana mengonsumsi obat-obatan herbal untuk kanker payudara, sebaiknya Anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Pasalnya, beberapa obat herbal bisa memengaruhi cara tubuh dalam memroses obat kanker, terutama bila Anda sedang menjalani kemoterapi kanker payudara.

Sebagian obat herbal disebut bisa meningkatkan efek pengobatan kanker, sehingga membuat perawatan menjadi berlebih. Sementara sebagian lainnya bisa mengganggu kerja obat, sehingga perawatan yang sedang dijalani menjadi kurang efektif.

Selain berkonsultasi dengan dokter, pastikan pula bahwa obat herbal yang akan Anda konsumsi telah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Anda bisa mengeceknya melalui nomor registrasi, merk, atau nama produknya di laman tersebut.

Rekomendasi obat herbal kanker payudara

Setelah melalui berbagai pertimbangan di atas, berikut berbagai pilihan obat herbal yang bisa Anda pilih untuk mengobati kanker payudara. Beberapa obat alami ini bisa Anda temukan dalam bentuk suplemen dan sudah pernah diteliti secara medis untuk pengobatan kanker payudara.

1. Kunyit

Kunyit termasuk salah satu obat herbal yang bisa dikonsumsi selama pengobatan kanker payudara.

Rimpang dan batang bawah kunyit kaya akan kurkumin, yaitu bahan aktif yang diduga kuat bersifat antikanker karena zat fenoliknya. Selain itu, kurkumin juga bisa mengubah senyawa eikosanoid, seperti prostaglandin E-2 (PGE-2), di dalam tubuh menjadi senyawa antioksidan dan zat antiradang.

Kurkumin pun diketahui mampu menghambat fase pertumbuhan kanker dari mulai pembentukan awal hingga pembelahan.

2. Echinacea

Penelitian yang diterbitkan dalam Saudi Pharmaceutical Journal menyebutkan, salah satu jenis tanaman echinacea, yaitu Echinacea purpurea, berpotensi membantu mengobati kanker.

Pasalnya, echinacea mengandung flavonoid yang bersifat antioksidan. Adapun flavonoid bisa merangsang sistem kekebalan tubuh serta meningkatkan aktivitas limfosit, yaitu bagian dari sel darah putih untuk meningkatkan sistem imun.

Senyawa ini juga diduga kuat bisa mengurangi efek samping dari kemoterapi dan radioterapi kanker payudara. Oleh karena itu, obat alami ini disebut dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pasien stadium kanker payudara lanjut selama menjalani terapi.

3. Bawang putih

Bawang putih bisa menjadi bahan obat herbal untuk kanker payudara, karena mengandung zat bernama ajoene yang diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel kanker sementara.

Selain itu, bawang putih juga mengandung senyawa antioksidan, seperti bioflavonoid, cyanidin, dan quercetin yang dikenal mampu menangkal radikal bebas di dalam tubuh. Adapun penumpukan radikal bebas dapat menimbulkan mutasi genetik yang dapat menjadi penyebab kanker payudara.

Selain itu, tingginya jumlah sulfida organik dan polisulfida dalam bawang putih pun turut diduga meningkatkan potensinya sebagai obat herbal antikanker.

4. Ginseng

Ginseng termasuk salah satu obat herbal yang terkenal mampu meringankan berbagai masalah kesehatan, termasuk kanker payudara. Tanaman yang banyak tumbuh di Tiongkok, Korea, dan Jepang ini memiliki zat aktif yang bisa membantu menghambat penyebaran dan pembelahan sel kanker.

Sebuah investigasi yang dilakukan di Korea merekomendasikan ginseng untuk mengurangi risiko kanker pada manusia. Ekstrak dan bubuk kering dari akar ginsenglah yang disebut memiliki kandungan paling kuat untuk membantu mengatasi kanker payudara sebagai obat herbal.

Kandungan ginseng akan bekerja dengan mengganggu pembentukan DNA, sehingga menghambat sel tumor yang seharusnya tumbuh. Selain itu, senyawa aktifnya juga membantu meningkatkan antibodi dan sel-sel yang rusak selama kemoterapi dan radioterapi.

5. Flax seed

Flax seed atau biji rami mungkin kurang akrab terdengar di telinga Anda, tetapi ternyata biji-bijian ini berkhasiat untuk pengidap kanker, termasuk kanker payudara. Biji rami kaya akan serat, asam lemak omega 3, dan lignan yang bersifat antioksidan.

Sekelompok peneliti di Toronto University menunjukkan bahwa biji rami juga memiliki sifat antikanker yang kuat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa biji rami membantu mengurangi keganasan tumor, termasuk tumor payudara.

Meski demikian, penelitian ini masih terbatas dilakukan pada tikus. Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk dapat membuktikan manfaatnya pada manusia.

6. Teh hijau

Daun teh hijau mengandung salah satu senyawa polifenol, yaitu epigallocatechin (EGGG), yang bersifat antitumor dan anti-mutagenik. Sebuah penelitian menunjukkan, polifenol dalam teh hijau ini mampu membatasi pembelahan sel kanker dan memicu kerusakan sel.

Selain itu, teh hijau juga mengandung senyawa antioksidan lain yang disebut katekin, yang dapat menghambat penyebaran dan pembelahan sel tumor ke area tubuh lainnya, selain di payudara.

Oleh karena, teh hijau kerap dijadikan sebagai obat alami untuk kanker payudara. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk melihat potensinya pada manusia.

7. Daun keladi tikus

Daun keladi tikus diduga kuat bisa menjadi obat herbal untuk kanker payudara. Sebuah penelitian yang dilakukan di Malaysia membuktikan bahwa esktrak daun keladi tikus bisa membantu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara, yaitu MDA-MB-231.

Meski bisa menghambat, efektivitasnya untuk menyembuhkan kanker pada manusia belum diketahui secara pasti. Pasalnya, penelitian daun keladi tikus sebagai obat herbal kanker payudara ini masih dilakukan pada hewan.

8. Daun sirsak

Sirsak tak hanya enak dimakan buahnya, tetapi daunnya juga bisa dimanfaatkan sebagai obat herbal kanker payudara.

Dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam Oxidative Medicine and Cellular Longevity, daun sirsak mengandung senyawa asetogenin dan alkaloid yang diyakini dapat mengurangi pertumbuhan kanker. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia untuk membuktikan khasiatnya.

9. Daun belalai gajah

Daun belalai gajah mengandung banyak antioksidan, seperti flavonoid, triterpenoid, dan asam fenolik.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Evidence-Based Complementary And Alternative Medicine menunjukkan fakta bahwa, daun belalai gajah berguna untuk membantu mengatasi sel adenokarsinoma dan karsinoma (sel kanker) pada payudara. Meski demikian, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan keefektifannya.

Pengobatan alternatif sebagai obat alami kanker payudara

Selain obat herbal, pengobatan alternatif juga bisa menjadi cara lain untuk mengobati kanker payudara secara alami. Meski demikian, pengobatan alternatif pun tidak mampu menyembuhkan penyakit ini, tetapi hanya dapat meringankan gejalanya agar kualitas hidup menjadi lebih baik.

Berikut berbagai pengobatan alternatif yang bisa dicoba untuk membantu mengobati kanker payudara:

1. Akupunktur

Akunktur merupakan cara alami yang diyakini dapat meringankan gejala dan efek samping obat kanker payudara, seperti menghilangkan rasa sakit, mengurangi mual, muntah, dan kelelahan.

Akupunktur merangsang sistem saraf untuk melepaskan zat penghilang rasa sakit alami dan sel-sel kekebalan tubuh. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini.

2. Yoga

Yoga merupakan gabungan antara olahraga dan meditasi yang bertujuan menyatukan pikiran, tubuh, dan jiwa. Obat alami ini diyakini dapat meringankan gejala dan efek samping pengobatan, seperti kelelahan dan stres, serta dapat meningkatkan kualitas tidur, fungsi fisik, dan kualitas hidup penderita kanker payudara.

3. Aromaterapi

Aromaterapi biasanya menggunakan minyak esensial yang beraroma harum untuk memunculkan sensasi menenangkan pada tubuh. Minyak bisa dihirup melalui bantuan diffuser, dioleskan ke kulit sambil dipijat, atau diteteskan ke bak mandi untuk bantu merilekskan tubuh sebagai pengobatan alternatif kanker payudara.

Pengobatan alternatif ini dapat membantu meredakan mual, nyeri, serta stres dan rasa cemas berlebihan pada pasien kanker payudara.

4. Hipnoterapi

Hipnosis atau hipnoterapi adalah pengobatan alternatif kanker payudara yang membantu membimbing Anda untuk rileks dan masuk ke konsentrasi paling dalam. Para hipnoterapis biasanya menggunakan hipnosis untuk membantu mengatasi berbagai masalah emosional dan fisik, seperti kecemasan, hot flashes, mual, dan nyeri yang muncul akibat pengobatan kanker payudara.

5. Pijat

Pijat bisa menjadi pengobatan alternatif yang membantu meringankan rasa sakit serta menghilangkan kecemasan, kelelahan, dan stres pada pasien kanker, termasuk kanker payudara. Obat alami ini pun dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh Anda dalam menjalani pengobatan kanker payudara.

6. Shiatsu

Shiatsu adalah pijat ala Jepang dengan menggunakan akupresur. Dalam pijat shiatsu, terapis melakukan tekanan ritmik yang bervariasi, menggunakan jari-jari ke bagian tubuh tertentu.

Sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan efek shiatsu pada kanker payudara. Namun, beberapa penderita kanker payudara yang melakukan pengobatan alternatif ini melaporkan bahwa dirinya merasa lebih rileks serta sakit di leher, bahu, punggung, dan kepala akibat efek pengobatan kanker payudara menjadi berkurang.

Meski demikian, Anda tidak disarankan melakukan obat alami ini bila sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi kanker payudara.

7. Tai chi

Tai chi adalah olahraga yang menggabungkan gerakan lembut dan pernapasan dalam. Pengobatan alternatif ini dapat membantu menghilangkan stres serta meningkatkan kekuatan, keseimbangan, fleksibilitas, serta fungsi jantung dan paru-paru pada pengidap kanker payudara.

8. Reiki

Reiki adalah terapi asal Jepang yang dilakukan dengan perantara tangan dan bisa dipilih sebagai perawatan tambahan untuk kanker payudara. Terapi ini bertujuan untuk menyeimbangkan aliran energi dan merangsang kemampuan tubuh untuk sembuh.

Belum ada studi ilmiah yang menunjukkan efektivitas reiki sebagai obat alami kanker payudara. Namun, beberapa manfaat bisa Anda dapatkan, seperti relaksasi, rasa hangat pada tubuh yang menyebabkan kantuk, serta mengurangi cemas dan stres sehingga lebih bahagia.

9. Meditasi

Meditasi adalah praktik pemusatan perhatian dengan menahan aliran pikiran normal yang menguasai pikiran. Bagi penderita kanker payudara, meditasi bisa menjadi pengobatan alternatif untuk mengurangi stres, memperbaiki mood, membuat tidur lebih nyenyak, dan mengurangi kelelahan.

10. Terapi musik

Sebuah penelitian pada tahun 2001 di Inggris menemukan bahwa terapi musik juga bisa dijadikan pengobatan alternatif untuk meringankan gejala kanker payudara, seperti kecemasan dan rasa sakit.

Penelitian juga menyebutkan bahwa fungsi sistem kekebalan tubuh meningkat dan hormon stres kortisol pun menurun melalui terapi ini.

Apa pun jenis pengobatan alternatif dan obat herbal kanker payudara yang Anda pilih, pastikan berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter. Jika dokter Anda mengizinkannya, tak perlu ragu untuk melakukan berbagai terapi ini. Akan tetapi, jika dokter tidak membolehkan, ikuti anjurannya demi kesehatan Anda.

4 Pilihan Obat Herbal untuk Melengkapi Pengobatan HIV/AIDS

4 Pilihan Obat Herbal untuk Melengkapi Pengobatan HIV/AIDS

merupakan penyakit kronis yang hingga kini belum bisa disembuhkan total. Untuk mengendalikan gejalanya, orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) harus menjalani pengobatan seumur hidup. Namun, tidak sedikit pula ODHA yang melengkapi obat ARV sebagai pengobatan HIV/AIDS dengan obat herbal. Apa saja pilihan obat herbal untuk HIV? Berikut ulasannya.

Jenis obat herbal untuk HIV dan AIDS (HIV/AIDS)

Ada beberapa obat herbal yang dilaporkan dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan infeksi penyebab HIV dan AIDS. Bahkan, obat herbal tersebut juga dinilai bisa mengatasi gejala HIV.

Berikut beberapa obat herbal untuk HIV dan AIDS:

1. Lidah buaya

Sebuah penelitian tahun 2012 di Nigeria terbitan Journal of Complementary and Integrative Medicine mengatakan bahwa lidah buaya berpotensi sebagai obat alami dalam perawatan HIV dan AIDS.

Penelitian ini mengamati 10 perempuan muda yang positif HIV/AIDS tetapi tidak memungkinkan diobati dengan antiretroviral (ARV) karena risiko efek samping dari obat HIV tersebut.

Selama 1 tahun, semua perempuan diminta untuk minum 30-40 mililiter (ml) jus lidah buaya setiap hari. Hasil ini akan diamati untuk dibandingkan dengan pasien HIV yang diobati menggunakan terapi ARV.

Setahun setelah pengamatan, kelompok perempuan yang rutin minum jus lidah buaya mengalami peningkatan berat badan rata-rata sebanyak 4,7 kilogram (kg).

Kenaikan berat badan tersebut hampir setara dengan kelompok yang menggunakan obat ARV (naik 4,8 kg).

Kelompok peminum jus lidah buaya juga tampak mengalami peningkatan jumlah sel CD4 yang sehat dengan rata-rata 153,7 sel / μL. Sementara jumlah sel CD4 pasien terapi ARV meningkat sebanyak 238,85 sel / μL.

Secara umum, penelitian di atas tidak menyebutkan adanya efek samping berarti dari konsumsi lidah buaya.

Namun, kebenaran manfaat lidah buaya sebagai obat herbal untuk HIV masih harus dipastikan dengan dilakukan penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar.

2. Gandarusa (Justicia gendarussa)

Tahun 2017 silam, sebuah penelitian dari Journal of Natural Product menemukan potensi dari ekstrak tanaman gandarusa (daun rusa atau kisi-kisi) sebagai obat herbal HIV dan AIDS.

Tanaman semak yang bernama latin Justicia gendarussa diketahui mengandung senyawa pantetiflorin A (anti-HIV arylnaphthalene lignan glycoside).

Senyawa tersebut diyakini mampu membantu mencegah perkembangan virus HIV dalam tubuh. Para peneliti meneliti efek senyawa ini terhadap virus HIV-1 M-tropis dan T-tropis.

M-tropism mengacu pada kemampuan virus untuk menyerang makrofag, sedangkan T-tropisme mengacu pada kemampuan virus untuk menyerang sel T.

Makrofag dan sel-T merupakan jaringan sel darah putih yang penting untuk sistem kekebalan tubuh (imun).

Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa pantetiflorin A dapat menghambat proses infeksi virus HIV ke sel imun tubuh.

Bahkan, patentiflorin A dalam tanaman herbal justicia dianggap memiliki efek penghambat yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan obat azido-deoxythymidine (AZT).

Azido-deoxythymidine (AZT) adalah obat yang pertama dikenal untuk mengatasi HIV. Peneliti mengatakan bahwa patentiflorin A mampu menghambat aksi enzim reverse transcriptase.

Sejauh ini peneliti belum yakin benar bahwa tanaman herbal justicia aman untuk dikonsumsi langsung untuk obat herbal HIV.

Namun, penelitian yakin bahwa dengan adanya penelitian lebih lanjut tanaman justicia sebagai obat herbal HIV berpotensi membantu pengobatan ARV untuk mengurangi jumlah virus.

3. Daun salvia

Daun salvia adalah salah satu tanaman yang masuk termasuk dalam anggota keluarga daun mint.

Sebelum digunakan sebagai obat HIV, daun ini sering digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati infeksi virus.

Nyatanya, manfaat itu tidak hanya mitos semata. Menurut penelitian dalam jurnal Retrovirology, ekstrak daun salvia dinilai memiliki potensi besar sebagai obat HIV alami.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa daun saliva mampu melawan human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV-1), yang dapat menyebabkan AIDS.

Penelitian tersebut juga melihat adanya kemampuan daun salvia untuk mencegah virus memasuki dan menghancurkan sel CD4 di dalam tubuh.

Namun sayang, belum ada penelitian yang mengulik efek daun saliva sebagai obat herbal HIV pada manusia.

Penelitian yang ada hanya terbatas sebagai uji kultur terkendali dalam laboratorium dengan sampel jaringan.

4. Milk thistle

Sebelumnya milk thistle umum digunakan untuk meningkatkan fungsi hati, mengeluarkan racun dan limbah seperti alkohol maupun kelebihan cairan empedu, serta meningkatkan kerja pencernaan.

Nah, salah satu hasil penelitian dari HIV Medicine Association memperlihatkan bahwa milk thistle adalah ramuan yang bisa digunakan sebagai obat herbal HIV dan AIDS.

Namun, penggunaan obat ini diketahui dapat memengaruhi kerja obat antiretroviral sehingga perlu dipertimbangkan dan diperhatikan.

Pengidap HIV tidak boleh sembarang minum obat herbal

Ada cukup banyak penelitian yang berfokus pada kegunaan obat herbal bagi perkembangan penyakit HIV dan AIDS.

Agar aman, sebaiknya selalu konsultasi ke dokter lebih dulu sebelum memutuskan menjalani pengobatan alami apa pun jika Anda mengidap HIV dan AIDS.

Anda juga bisa meminta rekomendasi dokter mengenai obat herbal yang bagus untuk penderita HIV AIDS, atau suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Meski begitu, Anda tidak seharusnya menjadikan pengobatan alami sebagai terapi utama dan satu-satunya. Anda tetap harus mengonsumsi obat ARV secara teratur sesuai aturan.

Pasalnya, obat herbal pada dasarnya bukanlah obat paten yang dibuat atau ditujukan untuk menyembuhkan HIV dan AIDS.

Hingga saat ini belum ada cukup bukti yang mendukung penggunaan obat alami untuk mengatasi infeksi dan gejala HIV sesuai stadiumnya, misalnya ruam kulit HIV.

Penggunaan obat HIV alami sejauh ini hanya sebatas rekomendasi untuk meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh.

Jika dokter sudah membolehkan Anda untuk minum obat herbal, obat tersebut tetap harus diminum dengan hati-hati.

Jangan lupa untuk selalu memeriksa informasi obat tersebut, mulai dari keamanan, cara pakai, penyimpanan, dan dosis minum yang tepat.

Memilih obat herbal yang aman untuk pengidap HIV

Sebelum sembarang membeli dan mengonsumsi, sebaiknya Anda cek dulu keaslian dan keamanan obat herbal tersebut.

Pastikan obat herbal yang Anda gunakan dalam pengobatan HIV telah terdaftar di BPOM dan teruji secara klinis. Berikut adalah cara untuk memastikan keamanan obat herbal HIV:

1. Cek kemasan

Teliti dahulu kemasan produk dengan memastikan boks kemasan tidak robek, gompal, sobek, ataupun penyok. Pastikan juga wadah obat tidak berlubang, berkarat, atau bocor.

Setelah itu, cek kapan produk tersebut dibuat dan tanggal kedaluwarsanya. Pastikan juga bahwa informasi berikut ada pada label semua suplemen herbal:

  • Nama suplemen
  • Nama dan alamat pabrik atau distributor
  • Daftar bahan komposisi lengkap, baik di brosur yang disertakan dalam kemasan atau tercantum di boks
  • Saran penyajian, dosis, dan jumlah bahan aktif
  • Nomor izin edar BPOM

2. Baca label kemasan

Baca dengan teliti label informasi obat yang tertera pada kemasan. Untuk menguji keamanan dan risikonya, Anda bisa menggunakan daftar pertanyaan ini:

  • Apakah ada kontraindikasi dan larangan?
  • Seperti apa cara pakainya yang benar, dan adakah batasan dosis per harinya?
  • Apa saja bahan aktif yang mungkin terkandung di dalamnya?
  • Apakah Anda memiliki alergi terhadap salah satu dari komposisi yang tertera?
  • Apakah dokter atau kondisi kesehatan yang Anda miliki saat ini melarang Anda untuk mengonsumsi salah satu bahan yang ada?
  • Apa ada pantangan makanan, minuman, obat-obatan, dan aktivitas yang harus dihindari sewaktu minum obat herbal tersebut?

Produsen suplemen herbal bertanggung jawab untuk memastikan bahwa klaim yang mereka buat tentang produk tersebut tidak salah atau menyesatkan.

Faktanya, Rokok Herbal Tak Kalah Bahaya dari Rokok Tembakau

Faktanya, Rokok Herbal Tak Kalah Bahaya dari Rokok Tembakau

Rokok herbal menjadi salah satu produk yang seringkali dianggap lebih sehat dan jadi pilihan saat ingin berhenti merokok.

Ya, banyak orang yang mencari cara supaya bisa menyetop kebiasaan merokok dengan rokok ini. Padahal, menjadikan rokok herbal sebagai alternatif cara berhenti merokok tembakau adalah keputusan yang keliru. Mengapa begitu?

Apa itu rokok herbal?

 

Dilansir dari National Cancer Institute, rokok herbal adalah jenis rokok yang mengandung campuran bunga, tumbuhan, dan bahan alami lainnya.

Sekilas, rokok ini terlihat seperti rokok biasa. Bedanya, rokok ini tidak mengandung tembakau atau nikotin seperti rokok pada umumnya.

Oleh sebab itu, rokok ini biasanya tidak menimbulkan kecanduan nikotin, seperti rokok tembakau atau vape.

Belum ada peraturan resmi tentang rokok yang terbuat dari bahan alami ini. Namun, perlu diingat bahwa embel-embel herbal atau alami bukan berarti rokok ini aman untuk tubuh.

Jenis herbal yang biasa dijadikan rokok

Ada banyak tanaman yang kerap digunakan sebagai isian rokok, berikut di antaranya:

  • daun teratai,
  • akar licorice,
  • melati,
  • kelopak mawar,
  • bunga semanggi merah, dan
  • ginseng.

Selain berbagai herbal yang telah disebutkan, damiana juga termasuk dalam daftar tumbuhan yang sering digunakan sebagai isian rokok.

Damiana adalah sejenis tanaman herbal yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari mengobati sakit kepala, mengompol, depresi, hingga sembelit.

Tumbuhan dengan nama latin Turnera diffusa ini umum ditemukan di negara-negara bagian Amerika Selatan.

Bagian daun dan batangnya sering digunakan untuk membuat obat guna menyembuhkan sejumlah penyakit.

Pada dasarnya, penggunaan daun damiana tidak menimbulkan efek samping, asal digunakan dengan cara yang tepat.

Namun, daun damiana bisa menimbulkan masalah kesehatan jika digunakan sembarangan, seperti dijadikan rokok herbal.

Alih-alih mendapatkan manfaat, rokok herbal justru berisiko menimbulkan efek samping berbahaya yang tak jauh berbeda dengan jenis rokok lainnya.

Tanaman herbal tidak selalu aman untuk dikonsumsi, terlebih bila Anda tidak konsultasi dengan dokter untuk memastikan keamanannya pada tubuh Anda.

Apa saja bahaya rokok herbal untuk tubuh?

Rokok damiana sebagai salah satu rokok herbal konon dapat menciptakan sensasi rileks dan euforia ringan pada penikmatnya.

Padahal, hanya sedikit bukti ilmiah yang mendukung tingkat efektivitas rokok damiana.

Efek rokok yang satu ini sebenarnya sama saja dengan rokok tembakau atau jenis rokok pada umumnya.

Bahkan, efek samping rokok damiana bisa melebihi efek rokok lainnya bila digunakan dalam jangka waktu yang lama.

Sekali pun Anda jarang merokok, misalnya termasuk seorang social smoker, risiko bahaya dari rokok herbal juga tetap mengintai kesehatan Anda.

 

Berikut berbagai efek yang muncul dari rokok herbal, terutama damiana:

1. Bersifat toksik

Tanaman damiana mengandung sejumlah senyawa kimia yang disebut glikosida sianogenik. Senyawa kimia ini bisa melepaskan hidrogen sianida, yaitu zat beracun yang dapat merusak tubuh.

Senyawa ini pula yang memengaruhi kinerja otak dan sistem saraf perokok damiana dalam jangka waktu yang lama.

Pada asap rokok, hidrogen sianida bisa menyebabkan berbagai masalah pada sistem saraf pusat. Masalah yang akan muncul misalnya lemah otot, sakit kepala, pusing, dan muntah.

Sementara itu, untuk perokok herbal berat, paparan hidrogen sianida berisiko membuat jantung berdebar, sesak napas, gemetar, pingsan hingga masalah tiroid.

Hidrogen sianida dalam asap rokok memang tidak akan membuat penderitanya mengalami keracunan atau kematian dalam waktu singkat.

Namun, racun yang menumpuk di dalam setiap isapan rokok dapat merusak tubuh secara perlahan.

2. Kanker paru-paru dan sejumlah penyakit berat lainnya

Walaupun daun herbal ini tidak mengandung tembakau atau nikotin seperti jenis rokok lainnya, rokok herbal tetap memberikan efek yang berbahaya untuk tubuh.

Sama seperti rokok tembakau, rokok alami ini menghasilkan tar, abu, dan karbon monoksida yang apabila terus menumpuk dapat menyebabkan kanker paru.

4 Masalah Paru-paru yang Paling Rentan Mengintai Perokok Aktif

Stroke pada Anak, Apa Bedanya dengan Stroke pada Orang Dewasa?

Stroke pada Anak, Apa Bedanya dengan Stroke pada Orang Dewasa?

Anda mungkin berpikir bahwa stroke hanya bisa dialami oleh orang dewasa dan lansia. Namun, kenyataannya, stroke juga bisa terjadi pada anak-anak. Meski begitu, stroke pada orang dewasa dan pada anak pun bisa sangat berbeda. Lalu, apa yang terjadi saat anak mengalami stroke? Bagaimana penanganannya? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Penyebab stroke pada anak

Sama halnya dengan stroke pada orang dewasa, stroke pada anak juga dibedakan berdasarkan jenisnya. Meski begitu, penyebab dari masing-masing jenis stroke berbeda dengan penyebabnya pada orang dewasa.

Penyebab stroke iskemik pada anak

Berikut informasi penyebab stroke yang umum terjadi pada anak-anak:

1. Penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan seperti katup jantung yang abnormal atau infeksi pada jantung, dapat menyebabkan terbentuknya penggumpalan darah pada jantung. Gumpalan darah tersebut bisa bergerak menuju ke otak.

Untuk mengatasi kondisi tersebut, anak mungkin harus menjalani operasi atau mengonsumsi antibiotik sebagai pengobatan stroke.

2. Anemia sel sabit

Sekitar 10% dari anak yang mengalami anemia sel sabit, juga menderita stroke. Saat anak menderita penyakit ini, sel darah tidak dapat membawa oksigen menuju ke otak. Hal ini menyebabkan pembuluh darah menuju ke otak mengalami penyempitan.

3. Cedera

Stroke iskemik pada anak juga dapat terjadi akibat trauma yang didapatkan dari cedera pada pembuluh arteri dan menyebabkan aliran darah menuju ke otak terhenti. Contohnya, pembuluh darah arteri mungkin akan mengalami kerusakan jika anak memiliki cedera leher.

Penyebab stroke hemoragik pada anak

Berikut beberapa kemungkinan penyebab stroke hemoragik pada anak:

1. Pembuluh darah pecah

Apabila pembuluh darah pada otak pecah, darah tidak akan sampai ke tujuan. Hal ini menyebabkan otak kekurangan oksigen dan meningkatkan potensi pada kerusakan otak permanen.

2. Malformasi arteriovena

Stroke hemoragik pada anak biasanya disebabkan oleh pembuluh arteri yang pecah, melemah, atau mengalami malformasi. Risiko mengalami stroke ini juga meningkat jika anak memiliki penyakit tertentu, misalnya hemofilia.

Faktor risiko stroke pada anak

Ada beberapa masalah kesehatan yang dapat meningkatkan risiko:

  • Masalah kesehatan jantung.
  • Anemia sel sabit.
  • Infeksi, seperti meningitis dan ensefalitis.
  • Cedera kepala.
  • Dehidrasi.
  • Sakit kepala migrain.
  • Penyakit metabolisme.
  • Penyakit penggumpalan darah.
  • Penyakit pembuluh darah yang abnormal.
  • Cacat lahir.
  • Penyakit keturunan.
  • Tekanan darah tinggi.

Meski begitu, pada anak-anak, stroke bisa terjadi tanpa ada penyebab yang pasti.

Gejala stroke pada anak

Gejala stroke yang mungkin muncul pada anak tergantung pada usia anak dan penyebab stroke yang dialaminya. Gejala yang mungkin muncul pada bayi baru lahir adalah:

  • Kejang.
  • Tidur dan mudah mengantuk secara berlebihan dan tidak wajar.
  • Kecenderungan untuk hanya menggunakan salah satu sisi tubuhnya.

Sementara itu, pada anak, gejala yang muncul sebagian besarnya mirip dengan yang muncul pada orang dewasa, seperti:

  • Sakit kepala berlebihan, mungkin hingga muntah.
  • Mengalami gangguan penglihatan dan sulit menggerakkan bola mata.
  • Kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh atau wajah.
  • Pusing dan kebingungan.
  • Kesulitan berjalan atau mudah kehilangan keseimbangan.
  • Kesulitan berbicara atau memahami ucapan orang lain.
  • Kehilangan kesadaran dan rasa kantuk berlebih.
  • Kejang atau lumpuh pada salah satu sisi tubuh.

Jika anak Anda mengalami salah satu gejala stroke yang telah disebutkan di atas, segera hubungi Unit Gawat Darurat di rumah sakit terdekat.

Cara Mendiagnosis stroke pada anak

Diagnosis stroke umumnya diawali dengan pemeriksaan gejala yang dialami serta riwayat kesehatannya. Biasanya, dokter akan menanyakan mengenai cedera, infeksi, masalah pertumbuhan dan perkembangan anak, hingga riwayat kesehatan keluarga yang berkaitan dengan perdarahan.

Setelah itu, dokter akan menjalani beberapa tes untuk mendiagnosis stroke, seperti:

1. Brain imaging studies

Magnetic resonance imaging (MRI) merupakan salah satu tes yang mungkin harus dijalani anak untuk diagnosis stroke. Selain itu, jika MRI tidak bisa dilakukan, dokter mungkin akan menyarankan agar anak menjalani CT-scan.

Magnetic resonance angiography (MRA) juga mungkin harus dilakukan sebagai bagian dari MRI.

2. Tes darah

Tes darah biasanya akan dilakukan untuk memeriksa adanya gejala infeksi, penyakit sel sabit, peradangan pembuluh darah, dan pembentukan gumpalan darah yang tidak normal.

3. Pemeriksaan jantung dan pembuluh darah

Detak jantung diperiksa menggunakan elektrokardiogram atau EKG. Selain itu, mesin ultrasound khusus mungkin juga akan digunakan untuk memeriksa adanya kemungkinan anak mengalami embolisme paru atau penggumpalan darah. Monitor khusus biasanya akan digunakan untuk melihat adanya ritme jantung yang tidak normal dalam jangka panjang.

4. Lumbar puncture

Cairan di sekitar otak dan tulang belakang mungkin akan diperiksa untuk mencari tahu apakah ada gejala infeksi.

5. Elektroensepalogram

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa adanya kejang pada anak.

6. Pulse oximeter

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa apakah oksigen cukup di dalam darah.

Pengobatan stroke pada anak

Pada tahap awal, pengobatan untuk anak biasanya fokus untuk mengembalikan aliran darah ke otak. Berikut adalah pilihan pengobatan yang bisa dilakukan:

1. Terapi medis

Anak Anda mungkin akan diberikan obat-obatan untuk stroke seperti aspirin dan berbagai obat pengencer darah lainnya. Selain itu, dokter juga akan memberikan vitamin khusus untuk anak. Anak yang mengalami penyakit sel sabit mungkin akan diberikan hidroksiurea, terapi transfusi, atau keduanya secara bersamaan.

Namun, jika stroke menyebabkan anak mengalami kejang, dokter mungkin juga akan memberikan obat antikejang. Meski begitu, obat-obatan yang biasanya diberikan untuk orang dewasa yang mengalami stroke masih belum bisa diberikan untuk anak, kecuali saat kondisi tertentu.

2. Intervensi neuroradiologi

Apabila anak mengalami malformasi arteriovena atau aneurisma, dokter mungkin akan memasangkan kateter pada pembuluh darah yang bermasalah untuk memperbaikinya. Pada situasi tertentu, penggunaan kateter juga bisa digunakan untuk memindahkan gumpalan darah pada pembuluh darah agar aliran darah normal kembali.

Prosedur ini biasanya dilakukan dengan pemasangan kateter yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah di lengan atau kaki yang diarahkan menuju ke pembuluh darah di otak.

3. Operasi

Prosedur operasi mungkin perlu dilakukan untuk mengatasi jenis stroke tertentu. Meski begitu, jenis operasi yang dilakukan juga tergantung dari penyebab stroke yang dialami anak.

Salah satu jenis operasi dilakukan untuk mengangkat sebagian kecil dari tengkorak yang mungkin diperlukan untuk mencegah pembengkakan pada otak. Operasi lainnya dilakukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang tidak normal, dan membantu mengembalikan aliran darah ke area yang mengalami cedera.

Pemulihan stroke pada anak

Setelah kondisi anak dinyatakan stabil, Anda tetap harus rutin menjalani pemeriksaan untuk memonitor kondisi anak. Setelah itu, dokter dan tim medis akan memeriksa fungsi organ tubuh anak dan memaksimalkan pemulihannya.

Selama masa pemulihan, anak mungkin masih akan mengalami kesulitan saat berjalan, melihat, berbicara, membaca, dan terkadang salah satu sisi tubuhnya masih sulit digerakkan. Stroke juga bisa menyebabkan kejang atau memengaruhi pola pikir dan emosi anak.

Meski begitu, otak anak yang masih dalam pertumbuhan memiliki kesempatan untuk sembuh yang lebih besar dari stroke dibanding otak orang dewasa. Diagnosis awal dan pengobatan yang tepat dan cepat dapat meminimalkan risiko mengalami komplikasi stroke. Rehabilitasi yang dijalani lebih awal juga dapat membantu memaksimalkan proses pemulihan.

Kenali Berbagai Gejala Stroke Ringan, Ketika dan Setelah Serangan Stroke

Kenali Berbagai Gejala Stroke Ringan, Ketika dan Setelah Serangan Stroke

Stroke terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau sama sekali berkurang, sehingga jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Ini dapat merusak atau mematikan sel-sel otak. Bagian otak yang berbeda mengendalikan fungsi tubuh yang berbeda, sehingga stroke dapat memengaruhi hampir semua bagian tubuh. Meskipun sulit untuk memprediksi munculnya stroke, tapi Anda dapat mengetahui gejala stroke ringan ataukah gejala serangan stroke.

Apa saja gejala stroke yang mungkin muncul?

Setiap orang mungkin akan memiliki gejala stroke yang berbeda-beda. Namun, beberapa kondisi berikut termasuk gejala stroke yang umum.

  • Sulit berbicara atau memahami orang lain
  • Mati rasa atau terkulai lemas di satu sisi wajah atau tubuh
  • Sulit berjalan dan menyeimbangkan badan
  • Masalah penglihatan
  • Sakit kepala yang parah
  • Pusing
  • Sulit menelan

Dari gejala-gejala tersebut, beberapa orang yang mengalami stroke mungkin juga tidak merasakan sakit. Meski begitu, waspadai semua gejala dan segera temui dokter Anda jika mengalami beberapa gejala tersebut.

Siapa pun yang mungkin mengalami stroke tidak boleh mengemudi. Gejalanya dapat dengan cepat menjadi lebih buruk, dan dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain dalam kecelakaan.

Mengenali gejala stroke

National Stroke Association merekomendasikan strategi mudah untuk membantu Anda mengenali apakah seseorang mengalami stroke. Jika Anda berpikir bahwa seseorang di sekitar Anda mengalami stroke, coba lakukan FAST (face, arm, speech, time). Ini adalah sebuah strategi yang berarti:

  • Face: wajah Anda terkulai
  • Arm: lengan Anda melemah
  • Speech: kesulitan dalam berbicara

Jika seseorang tidak bisa mengangkat kedua lengan, tersenyum dengan kedua sisi mulut, atau mengucapkan kalimat lengkap, penting untuk mencari perawatan darurat. Ini bisa menjadi gejala stroke. Karena semakin lama stroke tidak diobati, akan semakin memperparah keadaan Anda.

Apa yang terjadi setelah mengalami serangan stroke?

Efek dari stroke bisa bervariasi, tergantung pada area otak yang terkena. Selain itu, lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menerima perawatan juga berpengaruh. Penundaan pengobatan memungkinkan lebih banyak sel otak yang rusak atau mati.

Beberapa orang mungkin hanya mengalami efek kecil setelah stroke, seperti kelelahan atau gangguan pada sistem koordinasi. Sementara lainnya, mungkin perlu mempelajari kembali fungsi dasar, seperti berjalan dan menelan, dan membutuhkan perawatan lanjutan.

Biasanya orang yang pernah memiliki stroke akan mengalami gangguan penglihatan, dampak fisik dan emosional.

Setelah stroke, beberapa orang mengalami:

  • Sulit menelan (disfagia)
  • Tidak bisa mengangkat kaki bagian depan (foot drop)
  • Masalah kencing atau buang air besar
  • Rasa sakit, kejang
  • Kelelahan
  • Lumpuh
  • Masalah tidur
  • Kejang otot

Seseorang mungkin memiliki satu atau lebih dari gejala ini, yang keparahannya dapat meningkat atau juga bisa semakin membaik.

Selain itu, stroke bisa membuat seseorang merasa terguncang, bingung, dan takut. Seseorang yang mengalami stroke mungkin mengalami depresi, gelisah, stres, merasa terbebani dan kehilangan identitasnya.

Berbicara dengan seorang profesional dapat membantu mengatasi perasaan-perasaan ini. Seorang terapis dapat membantu seseorang untuk mengatasi dampak emosional stroke dan membuat perubahan untuk mengurangi stres.

Gejala stroke ringan

Stroke Ringan atau transient ischemic attack (TIA), yang juga dikenal dengan ministroke, adalah keadaan di mana saraf kekurangan oksigen akibat dari aliran darah yang terganggu yang berlangsung kurang dari 24 jam, biasanya dalam waktu beberapa menit. Stroke ringan juga muncul ketika bagian otak tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup.

Tanda dan gejala stroke ringan sama dengan stroke lainnya, tetapi dapat berlalu lebih cepat.

Suatu ministroke biasanya berlangsung antara beberapa menit dan beberapa jam. Gejala stroke ringan dapat berlalu begitu cepat sehingga seseorang nyaris tidak memperhatikannya. Misalnya, seseorang mungkin mengalami kesulitan berbicara atau bergerak selama beberapa menit sebelum berfungsi kembali.

Siapa pun yang mencurigai dirinya mengalami gejala stroke ringan, maka harus segera mencari perawatan darurat. Meskipun ministroke bukan stroke, kondisi ini harus diperlakukan sama seriusnya.

Mengalami ministroke adalah peringatan bahwa Anda berisiko tinggi terkena stroke. Untuk mengatasi risiko ini, harus segera diobati.

Satu dari setiap tiga orang yang mengalami ministroke akhirnya mengalami stroke iskemik dalam satu tahun dari ministroke. Seringkali, stroke terjadi dalam beberapa hari atau minggu setelah mengalami kondisi ini.

Memanfaatkan Hipnoterapi untuk Menyembuhkan Trauma Psikologis

Memanfaatkan Hipnoterapi untuk Menyembuhkan Trauma Psikologis

Bagi orang-orang yang menyimpan trauma besar, misalnya trauma masa kanak-kanak atau post-traumatic stress disorder (PTSD), kehidupan yang mereka jalani sehari-hari terasa penuh dengan beban dan “hantu” yang mengikuti setiap langkah. Trauma yang pernah dialami tetapi belum disembuhkan akan memengaruhi pola pikir dan pola perilaku secara negatif, meskipun kadang hal ini tidak disadari sepenuhnya. Namun ternyata, trauma psikologis dapat disembuhkan dengan hipnoterapi.

Misalnya, orang yang semasa kecil menjadi korban kekerasan mungkin pada masa dewasanya akan tumbuh menjadi seorang yang sangat tertutup dan sulit membangun relasi yang positif dengan orang lain. Contoh lainnya adalah seorang tentara yang pernah menghadapi situasi konflik yang intens, ketika kembali ke kehidupannya yang normal di rumah akan jadi orang yang selalu gelisah dan sulit menahan amarah. Hal ini menunjukkan bahwa masalah perilaku yang dialami seseorang bisa jadi merupakan akibat dari trauma yang pernah dialami. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh seseorang dengan trauma untuk mengatasi berbagai masalah perilaku. Salah satunya adalah menjalani hipnoterapi. Hipnoterapi adalah metode psikoterapi yang dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal Austria, Franz Anton Mesmer pada tahun 1770an. Metode ini lahir dari teori pikiran bawah sadar yang dipopulerkan oleh Sigmund Freud dan Carl Jung.

Perbedaan hipnosis dan hipnoterapi

Hipnosis adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mengusahakan ketenangan dan kejernihan pikiran sehingga Anda bisa masuk ke dalam pikiran bawah sadar. Dalam proses hipnosis, Anda akan merasa sangat rileks dan fokus. Dalam keadaan ini, Anda bisa menerima sugesti untuk mencapai hasil yang Anda inginkan. Hipnosis sendiri hanyalah sebuah “media” yang digunakan dalam hipnoterapi, yang berarti kedua istilah ini memiliki makna yang berbeda. Bayangkan jika Anda menjalani sebuah konseling psikologi di mana Anda membagikan (sharing) masalah Anda pada psikolog yang menangani Anda. Proses sharing inilah media yang digunakan dalam konseling psikologi. Begitu juga analoginya dengan proses hipnosis dalam hipnoterapi.

Mereka yang mempelajari hipnosis bisa saja membawa seseorang masuk ke dalam pikiran bawah sadarnya (melakukan hipnosis), tapi belum tentu mereka bisa menjadi seorang hipnoterapis. Hipnosis hanya bisa membuat Anda merasa rileks dan fokus sehingga Anda lebih mudah menerima sugesti seperti berhenti merokok atau kurangi kecemasan. Sementara itu, dalam hipnoterapi Anda akan diminta untuk menggali ke masa lalu Anda untuk memproses trauma yang menghantui.

Menyembuhkan trauma dengan hipnoterapi

Hipnoterapis bertanggung jawab untuk melakukan hipnosis, mencari akar trauma psikologis, dan menetralkan atau mengubah persepsi seseorang terhadap suatu kejadian traumatis yang menyebabkan masalah perilaku. Sebagai ilustrasi, seorang klien mengalami trauma masa kecil karena menyaksikan pertengkaran dan perceraian kedua orang tuanya. Setelah dewasa, dia pun menjadi takut membangun hubungan dengan orang lain sehingga selalu gagal dalam menjalin asmara. Ini karena dalam pikiran bawah sadarnya, klien ini takut perceraian yang menimpa orang tuanya akan terulang pada dirinya. Dia juga selalu menggunakan kekerasan sebagai solusi karena itulah satu-satunya cara yang dipelajari dari orang tuanya ketika menyelesaikan masalah. Namun, seringkali trauma masa kecil ini tidak disadari oleh klien sehingga dia hanya merasakan frustasi akibat kegagalan dalam berasmara. Selain itu, klien ini juga tidak mampu mengendalikan emosi karena tak menyadari apa penyebab amarahnya begitu mudah tersulut.

Hipnoterapis yang menangani klien ini akan melakukan hipnosis sehingga klien berada dalam keadaan yang rileks dan sangat terfokus pada pikiran bawah sadarnya sehingga apa pun yang terjadi di sekitarnya tidak akan mengganggu. Setelah itu, hipnoterapis akan memancing memori yang tersimpan jauh di dalam pikiran bawah sadar klien supaya muncul ke permukaan. Kemudian memori yang penuh dengan kejadian traumatis dan emosi negatif ini akan dinetralkan lewat pemberian sugesti-sugesti. Misalnya, klien ini akan diberi sugesti untuk memaafkan kedua orang tuanya. Klien juga akan disugesti untuk memahami bahwa perceraian kedua orang tuanya bukan disebabkan oleh klien sendiri. Memori tersebut tidak akan hilang dari ingatan, hanya saja klien tersebut kini memiliki persepsi dan perasaan yang jauh lebih positif terhadap memori itu.

Sesudah klien berhasil memproses dan menetralkan memori tersebut, hipnoterapis akan membantu klien untuk mengubah pola perilaku yang dihasilkan oleh kenangan buruk tersebut. Klien akan disugesti untuk membuka diri dan memercayai orang lain. Dia juga akan diberi sugesti untuk mengendalikan emosinya, misalnya menarik napas panjang ketika amarah mulai meluap.

Apakah prosesnya berbahaya?

Banyak orang percaya pada mitos yang dipopulerkan oleh media hiburan bahwa orang yang dihipnosis akan kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri. Ini berarti orang yang menghipnosis Anda bisa memerintahkan Anda untuk melakukan apa pun, termasuk menyerahkan harta benda atau mengungkapkan rahasia. Mitos ini tidak benar. Faktanya, ketika Anda menjalani hipnosis, Anda masih bisa mengendalikan pikiran Anda secara aktif dan penuh. Hipnoterapis tidak bisa melakukan cuci otak atau pengendalian pikiran. Kenyataannya, Anda lah yang harus menanamkan sendiri sendiri sugesti-sugesti yang diberikan oleh hipnoterapis. Proses hipnosis akan memudahkan proses ini. Namun, jika Anda menolak sugesti dari hipnoterapis, maka tak akan ada perubahan apa pun yang terjadi di dalam pikiran bawah sadar Anda.

Hipnoterapi hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan mental profesional yang sudah menjalani pendidikan khusus hingga menerima sertifikat hipnoterapis. Sebelum Anda memulai sesi hipnoterapi, pastikan bahwa terapis Anda memiliki sertifikat resmi dan latar belakang ilmu yang mendukung.

Trauma Psikologis

Trauma Psikologis

Definisi trauma

Trauma psikologis adalah kondisi yang terjadi sebagai akibat dari peristiwa buruk yang menimpa diri seseorang. Kejadian yang tidak menyenangkan ini membuat orang yang mengalaminya merasa tidak aman dan tidak berdaya menghadapi dunia yang penuh bahaya.

Saat mengalami trauma, Anda mungkin juga akan tersiksa dengan emosi, ingatan, dan kecemasan yang mengingatkan kepada peristiwa tersebut, hingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Bahkan, Anda mungkin juga menjadi tidak bisa percaya lagi kepada orang lain.

Sebenarnya, ada banyak kejadian yang dapat menyebabkan trauma, terutama yang mengancam nyawa. Namun, situasi yang membuat Anda kewalahan terhadap perasaan tertentu (overwhelmed) atau justru merasa terpinggirkan juga dapat menyebabkan trauma.

Hanya saja, perasaan trauma tidak bisa diukur dari kejadian yang dialami, tapi bagaimana Anda menerima atau menanggapi peristiwa tersebut. Artinya, dua orang yang berbeda bisa saja mengalami kejadian yang sama tapi hanya salah satu saja yang merasa trauma.

Kondisi kesehatan fisik dan mental, dukungan dari orang terdekat, dan kemampuan diri sendiri untuk menghadapi situasi tersebut dapat memengaruhi respons Anda terhadap kejadian traumatis.

Tanda & gejala trauma

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, respons yang muncul dari masing-masing individu terhadap kejadian traumatis bisa sangat berbeda-beda. Oleh sebab itu gejala yang muncul pun bisa sangat beragam, mulai dari gejala fisik hingga psikologis.

Pada umumnya, reaksi terhadap trauma adalah hal yang normal, karena reaksi atau gejala ini merupakan bagian dari proses alami tubuh untuk pulih dari trauma yang dialaminya. Berikut adalah beberapa reaksi atau gejala yang sering muncul:

  • Sangat emosional dan merasa sedih.
  • Sangat waspada terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
  • Lelah secara fisik.
  • Stres dan cemas.
  • Overprotektif terhadap orang-orang terdekat.
  • Takut untuk bepergian karena khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya.

Sementara itu, ada pula beberapa reaksi lain yang dikelompokkan berdasarkan jenisnya seperti berikut ini.

Reaksi mental

  • Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi.
  • Sulit menghindari pikiran mengganggu yang berkaitan dengan kejadian traumatis.
  • Terus-menerus teringat kejadian traumatis tersebut tanpa bisa dikendalikan.
  • Merasa hilang arah dan disorientasi.

Reaksi emosional

  • Muncul rasa takut, panik, dan cemas.
  • Mati rasa, hingga tak bisa merasakan apapun.
  • Mulai mengisolasi diri dan menjauhi semua orang.
  • Depresi, memiliki perasaan bersalah, dan terlalu sensitif terhadap banyak hal di sekelilingnya.
  • Terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya.
  • Shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.

Reaksi fisik

  • Kelelahan.
  • Gangguan tidur.
  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Sakit kepala.
  • Keringat berlebih.
  • Detak jantung meningkat.

Reaksi perilaku

  • Berusaha menghindari berbagai hal yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis.
  • Sulit berhenti untuk memikirkan apa yang telah terjadi.
  • Tidak melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
  • Perubahan terhadap nafsu makan, seperti makan lebih banyak atau justru lebih sedikit.
  • Gangguan tidur.
  • Mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan tak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau minum kopi secara berlebihan.

Penyebab trauma

Ada beberapa kejadian yang mungkin menjadi penyebab Anda mengalami trauma. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Kejadian yang terjadi hanya satu kali

Jangan salah, meski hanya terjadi satu kali seumur hidup, ada kejadian yang bisa menimbulkan trauma mendalam bagi orang yang mengalaminya. Hal ini termasuk kecelakaan, bencana alam, hingga serangan teroris.

Hal ini sangat berpotensi menyebabkan trauma, khususnya jika terjadi secara tiba-tiba tanpa diduga dan dialami saat masih anak-anak.

2. Kejadian yang terjadi terus-menerus

Selain itu, kejadian yang terjadi terus-menerus juga dapat menimbulkan efek traumatis terhadap orang yang mengalaminya. Jadi, bukan berarti karena mengalaminya setiap hari, orang tersebut terbiasa terhadap kejadian tidak menyenangkan yang dialaminya, ya.

Ada beberapa hal yang mampu menimbulkan perasaan trauma. Contohnya, tinggal di lingkungan yang penuh dengan tindak kejahatan, hingga memiliki penyakit serius dan mematikan.

Mengalami bullying saat remaja atau kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, hingga ditinggalkan oleh orangtua saat masih kecil juga bisa menjadi penyebab dari trauma.

3. Kejadian yang sering dianggap remeh

Selain kedua kejadian tersebut, ada pula kejadian yang terlihat sepele, tapi bisa menimbulkan trauma. Biasanya, banyak orang yang menganggap hal ini wajar terjadi. Apalagi jika banyak orang lain yang mengalaminya tapi tidak merasakan efek trauma.

Contohnya, menjalani operasi besar, kematian orang terdekat secara mendadak, putus dengan pasangan, atau mengalami pengalaman yang memalukan atau mengecewakan.

Faktor risiko trauma

Pada dasarnya, siapa saja pasti memiliki potensi yang sama besarnya untuk mengalami trauma. Namun, Anda akan semakin rentan mengalaminya jika sedang dalam kondisi tidak stabil.

Contohnya, sedang stres, baru mengalami kehilangan, atau sudah pernah mengalami kejadian traumatis sebelumnya. Salah satu kejadian traumatis yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalaminya lagi adalah kejadian yang dialami saat masih anak-anak.

Trauma masa kecil biasanya terjadi karena ada hal yang membuat anak merasa tak aman, seperti:

  • Lingkungan yang tidak aman.
  • Terpisah dari orangtua.
  • Penyakit serius.
  • Kekerasan fisik, seksual, dan verbal.
  • Kekerasan dalam rumah tangga.
  • Pengabaian oleh orang-orang terdekat.

Ya, Anda memiliki risiko lebih besar untuk mengalami trauma berkepanjangan jika pernah mengalami trauma di masa kecil.

Oleh sebab itu, sebaiknya cari cara untuk mengatasi trauma, meski hal tersebut sudah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Dengan begitu, risiko mengalami trauma pun bisa berkurang.

Efek trauma berkepanjangan

Trauma adalah hal yang sangat wajar. Umumnya, perasaan trauma ini juga bisa hilang dengan sendirinya, selama ada dukungan dari teman dan keluarga terdekat.

Sayangnya, ada juga trauma yang tergolong parah, sehingga jika tidak segera diatasi dapat menyebabkan Anda mengalami gangguan mental lainnya. Ada beberapa efek dari trauma berkepanjangan yang mungkin terjadi:

1. Post-traumatic stress disorder (PTSD)

PTSD adalah salah satu bentuk respons yang mungkin muncul setelah Anda mengalami kejadian traumatis. Kemungkinan Anda mengalami kondisi ini sangat tergantung dengan kejadian yang Anda alami, serta bagaimana Anda menerima kejadian tersebut.

PTSD merupakan bentuk reaksi yang wajar. Akan tetapi, jika kondisi ini terus berlanjut selama lebih dari dua minggu, sebaiknya cari bantuan medis untuk mengatasi efek dari trauma yang satu ini.

2. Depresi

Terus-menerus merasa ketakutan dan dihantui oleh peristiwa traumatis dapat memicu depresi. Apalagi jika Anda sendiri tidak tahu bagaimana cara mengatasi perasaan-perasaan tersebut.

Saat depresi, Anda akan kesulitan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari yang biasanya mudah untuk dijalani. Contohnya, berangkat kerja, bertemu dengan orang lain, atau hanya sekedar bangkit dari tempat tidur pun rasanya tak mampu.

Kondisi ini tergolong masalah mental yang cukup sering terjadi. Hanya saja, saat Anda merasa depresi, akan semakin sulit untuk menghadapi trauma yang juga sedang dialami. Maka itu, segera periksakan kondisi ke dokter saat Anda sudah mengalami depresi lebih dari dua minggu.

3. Gangguan kecemasan

Merasa cemas, takut, panik setelah mengalami peristiwa traumatis adalah hal yang sangat lazim terjadi. Bahkan, bersamaan dengan itu, Anda juga merasakan berbagai gejala fisik yang mungkin muncul.

Namun, jika perasaan cemas bertambah semakin parah, mungkin Anda sedang mengalami gangguan kecemasan. Apalagi jika rasa cemas tersebut sudah mengganggu keseharian Anda. Jika sudah demikian, lebih baik cari bantuan medis agar kondisi ini bisa segera diatasi.

4. Masalah dalam kehidupan sehari-hari

Jika Anda sudah berlarut-larut dalam kesedihan, ketakutan, kecemasan, dan perasaan negatif lainnya, bisa jadi kehidupan Anda akan terganggu.

Artinya, akan timbul berbagai masalah baru dalam kehidupan sehari-hari karena Anda tidak menunjukkan keinginan untuk move on dari trauma yang dialami.

Sebagai contoh, muncul masalah dengan performa kerja yang menyebabkan masalah dengan atasan atau kolega. Selain itu, ada pula kemungkinan timbulnya masalah dengan pasangan, orangtua, atau anggota keluarga dan teman-teman.

Memang benar bahwa menghadapi trauma bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, jika Anda merasa sudah diluar kendali dan tidak bisa mengatasinya sendiri, lebih baik cari bantuan medis.

5. Kecanduan rokok, alkohol, dan obat terlarang

Menurut Phoenix Australia, atau pusat kesehatan mental pascatrauma di Australia, salah satu efek yang mungkin dialami seseorang saat mengalami trauma berkepanjangan adalah kecanduan alkohol, rokok, hingga obat-obatan terlarang.

Hal ini disebabkan produk-produs tersebut kemungkinan dapat mengurangi gejala trauma yang kerap muncul. Sayangnya, efek yang diberikan oleh ketiganya hanya berlangsung singkat atau jangka pendek.

Hanya saja, hal tersebut membuat Anda menjadi ingin terus-menerus mengonsumsinya hingga menjadi kecanduan. Padahal, terlalu banyak mengonsumsi alkohol, menggunakan rokok, hingga mengonsumsi obat-obatan juga dapat memberikan dampak buruk kepada kesehatan tubuh Anda.

Cara mengatasi trauma

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma, beberapa di antaranya adalah:

1. Terapi

Salah satu cara yang bisa Anda tempuh adalah dengan menjalani psikoterapi atau terapi psikologi. Cara ini dianggap salah satu yang paling efektif, khususnya jika sudah tidak bisa mengatasi kondisi ini secara mandiri atau dengan bantuan orang terdekat.

Cognitive behavioral therapy

Cognitive behavioral therapy (CBT) adalah jenis psikoterapi yang bisa Anda jalani. Pada terapi ini, Anda akan dibantu untuk menerima dan mengevaluasi pikiran dan perasaan terhadap kejadian traumatis yang pernah terjadi.

Somatic experiencing

Sedikit berbeda dengan CBT, terapi ini lebih fokus terhadap sensasi yang dirasakan oleh tubuh terhadap peristiwa penyebab trauma.

Berkonsentrasi penuh terhadap tubuh dapat memudahkan Anda untuk mengeluarkan energi berupa amarah, kekecewaan, kesedihan yang berkaitan dengan trauma.

Energi yang keluar bisa berupa tangisan, tubuh yang terguncang, hingga berbagai jenis pelepasan energi melalui pergerakan fisik lainnya.

2. Penggunaan obat-obatan

Terkadang, penggunaan obat-obatan tertentu dapat membantu mengatasi trauma. Akan tetapi, penggunaan obat ini harus berdasarkan resep dokter, bukan atas keinginan sendiri.

Di samping itu, meski sudah mengonsumsi obat-obatan, dokter tetap harus melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap kondisi kesehatan Anda. Berikut adalah beberapa jenis obat yang bisa Anda konsumsi:

Tranquiliser

Obat ini dapat membantu mengurangi kecemasan yang mungkin timbul akibat trauma yang Anda alami. Tak hanya itu, penggunaan obat ini juga dapat membantu agar bisa merasa mengantuk dan memiliki keinginan untuk tidur.

Meski begitu, obat ini tidak disarankan untuk penggunaan jangka panjang, karena obat ini memang lebih ideal untuk penggunaan jangka pendek. Terlebih, Anda bisa saja mengalami kecanduan obat jika terus-menerus mengonsumsi obat ini.

Antidepresan

Saat mengalami kondisi ini, Anda bisa saja mengalami depresi, khususnya jika trauma tak segera diatasi. Penggunaan obat antidepresan dapat membantu mengurangi gejala depresi, tapi harus tetap dengan resep dari dokter.

3. Tindakan mandiri di rumah

Sebagai hal yang wajar setelah mengalami kejadian traumatis, trauma sebenarnya bisa hilang tanpa bantuan ahli medis. Namun, harus ada kemauan dari diri sendiri untuk terlepas dari trauma yang dialami. Untuk mengatasi trauma tanpa bantuan ahli medis, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, misalnya:

Tidur cukup dan konsumsi makanan bernutrisi

Saat mengalami trauma, Anda mungkin menjadi malas makan, tidak bisa tidur, dan hanya ingin diam sendiri di dalam kamar sambil bersembunyi di balik selimut. Sayangnya, itu bukan cara yang tepat untuk mengatasi trauma.

Meski sedang sedih, marah, takut, kecewa, dan merasakan berbagai emosi negatif lainnya, Anda tidak boleh lengah menjaga kesehatan. Pasalnya, cara ini dapat membantu mengurangi perasaan trauma yang menghantui Anda.

Dari segi menjaga pola tidur, cobalah untuk selalu tidur tepat waktu. Pastikan bahwa Anda sudah cukup tidur, misalnya selama tujuh jam setiap malam.

Di samping itu, cobalah untuk tidur di waktu yang sama setiap harinya. Ini mungkin bukan hal yang mudah, khususnya dalam kondisi yang tidak stabil seperti saat sedang mengalami trauma.

Namun, kurang tidur justru memperburuk gejala trauma yang muncul. Akibatnya, akan semakin susah mengendalikan keseimbangan emosi Anda.

Di sisi lain, Anda juga perlu menjaga pola makan yang sehat. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Tak lupa, hindari berbagai makanan manis atau gorengan untuk membantu meningkatkan suasana hati Anda.

Rutin berolahraga

Berolahraga merupakan bagian dari menerapkan gaya hidup sehat. Saat aktif bergerak, tubuh akan memproduksi lebih banyak hormon endorfin yang dapat meningkatkan suasana hati Anda.

Untuk mendapatkan manfaatnya, lakukan olahraga secara rutin, misalnya lima hari dalam seminggu. Kemudian, luangkan waktu sebanyak 30 menit setiap harinya untuk berolahraga.

Ada banyak pilihan olahraga yang bisa Anda lakukan, mulai dari berenang, jalan kaki, jogging, berlari, hingga bermain sepeda. Anda bisa memilih jenis olahraga yang paling sesuai dengan kondisi tubuh.

Tetap berinteraksi dengan orang lain

Saat mengalami trauma, Anda mungkin cenderung ingin sendiri, mengurung diri di kamar dan menjauhi semua orang. Padahal, terlalu banyak menghabiskan waktu sendiri justru dapat memperparah efek trauma yang Anda alami.

Maka itu, cobalah untuk memperbanyak interaksi dengan orang lain, walau Anda sedang tidak ingin melakukannya. Anda juga perlu melakukan berbagai kesibukan yang dapat mempertemukan dengan banyak orang.

Berinteraksi dengan banyak orang dapat membantu Anda agar lebih mudah melalui masa-masa sulit ini. Oleh sebab itu, hindari terlalu banyak menyendiri dan habiskan waktumu bersama dengan orang lain.

Salah Ngemil Ternyata Bisa Bawa Penyakit, Masa Sih?  Baca artikel detikHealth, “Salah Ngemil Ternyata Bisa Bawa Penyakit, Masa Sih?”

Salah Ngemil Ternyata Bisa Bawa Penyakit, Masa Sih? Baca artikel detikHealth, “Salah Ngemil Ternyata Bisa Bawa Penyakit, Masa Sih?”

Camilan bagaikan teman sejati yang sering menemani segala aktivitas. Seperti ketika menonton drama korea, ketika bekerja, hingga mengisi kebosanan. Camilan memang sulit dipisahkan dari keseharian , karena itu jangan sampai salah pilih cemilan yang justru bisa mengganggu kesehatan.


Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nutrition menunjukkan adanya kaitan antara tingkat asupan cemilan yang tinggi kalori dengan pola makan yang tidak sehat.

Seseorang yang sering mengonsumsi cemilan tinggi kalori memiliki asupan kalori harian, total lemak, gula, dan garam yang lebih tinggi, sebaliknya asupan seratnya lebih rendah.

Penelitian ini juga menemukan adanya peningkatan risiko gangguan sindrom metabolik seiring dengan meningkatnya asupan camilan tinggi kalori. Bahkan, kelompok yang paling banyak mengonsumsi cemilan tinggi kalori ternyata memiliki risiko terkena gangguan sindrom metabolik hingga 53% lebih tinggi.

Seseorang dikatakan mengalami gangguan sindrom metabolik apabila memiliki setidaknya 3 dari 5 kondisi termasuk kadar gula darah tinggi, kadar kolesterol baik yang rendah, kadar trigliserida darah yang tinggi, lingkar pinggang besar, dan tekanan darah tinggi.

Padahal gangguan sindrom metabolik berbahaya karena berkaitan erat dengan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.

Tapi, bukan berarti sama sekali tidak bisa ngemil, salah satunya adalah dengan mencoba mengonsumsi cemilan sehat. Cemilan sehat disebut-sebut bisa membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian.

Camilan sehat dalam jumlah yang tepat juga bermanfaat memberikan tambahan energi di tengah hari atau saat berolahraga, serta mengurangi rasa lapar di antara waktu makan dan mencegah porsi berlebihan saat makan besar. Lalu bagaimana cara memilih cemilan yang sehat?

Pilihlah camilan dengan kalori terkontrol agar tidak membuat asupan kalori harian berlebihan. Selain itu, cemilan yang mengandung serat juga pilihan baik karena memiliki banyak manfaat kesehatan seperti menjaga kesehatan sistem pencernaan dan mengenyangkan lebih lama karena lebih lambat dicerna.

×