obat herbal sudah sejak lama digunakan dalam bidang kesehatan di luar ilmu kedokteran. Kendati demikian, banyak bahan dasar yang digunakan belum sepenuhnya diuji, untuk mengetahui seberapa baik efek atau interaksi pada tubuh dibanding obat herbal lainnya, suplemen, obat-obatan, atau makanan lain.
Alami belum tentu baik baik atau aman bagi tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan mengenai ramuan atau suplemen yang Anda gunakan.
Kendati demikian, sejumlah bahan herbal ini digadang-gadang memiliki manfaat baik bagi tubuh, dan mungkin belum banyak yang mengetahuinya. Empat di antaranya dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia.
Berikut ini di antaranya, dilansir dari urmc.rochester.edu, Rabu
1. Chamomile
Bunga chamomile (kamomil), dianggap sebagai obat untuk semua. Biasanya digunakan di AS sebagai anxiolytic (ansiolitik) dan obat penenang untuk kecemasan dan sebagai perelaksasi. Jika di Eropa bunga kamomil ini dijadikan untuk penyembuhan luka dan mengurangi peradangan atau pembengkakan, beberapa peneliti juga sudah melihat khasiat baik kerjanya untuk kondisi apapun.
Kamomil juga dapat digunakan sebagai teh atau olesan untuk pengompres, dan sudah dianggap aman oleh Food Drug Administration (FDA). Dapat meningkatkan rasa kantuk yang disebabkan efek obat-obatan atau herbal dari suplemen lain.
Kamomil dapat mengganggu cara kerja tubuh dalam menggunakan obat, dan bisa menyebabkan tingkat obat yang tinggi pada beberapa orang, seperti ramuan obat lainnya. Maka dari itu sebelum mengonsumsinya harus berkonsultasi kepada layanan kesehatan Anda.
2. Echinacea
Daun, batang dan akar dari Echinacea dapat digunakan untuk mengobati atau mencegah masuk angin, flu, infeksi dan juga dapat untuk menyembuhkan luka. Lebih dari 25 penelitian yang sudah diterbitkan mengenai seberapa baik tanaman Echinacea ini untuk bekerja mencegah atau mempersingkat perjalanan masuk angin, namun tidak ada yang meyakinkan.
Sebuah studi pada tahun 2014, membandingkan Echinacea dengan Plasebo untuk mengobati pilek, ternyata hasil dari penelitian tersebut menemukan bahwa Echinacea tidak berpengaruh pada flu. Sebuah penelitian lain juga menunjukkan bahwa penggunaan dalam jangka panjang juga dapat mempengaruhi sistem pada kekebalan tubuh, maka tidak dapat digunakan dengan obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah hati.

Orang yang alergi dengan tanaman dari keluarga bunga daisy mungkin lebih cenderung mempunyai reaksi alergi terhadap Echinacea. Keluarga daisy itu termasuk di dalamnya ragweed, krisan, marigold, dan aster.
3. Feverfew
Tanacetum parthenium atau daun feverfew secara tradisional dapat digunakan sebagai obat demam, tetapi sekarang umumnya digunakan untuk mencegah migrain dan mengobati radang pada sendi. Beberapa penelitian menunjukkan jika bahan ini dapat mencegah timbulnya migrain, efek sampingnya seperti sariawan dan iritasi pencernaan.
Orang yang berhenti minum ini dikarenakan migrain kemungkinan akan mengalami sakit kepala kembali, karena feverfew tidak dapat digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid, dikarenakan obat ini dapat mengubah khasiatnya. Ini juga tidak boleh digunakan dengan obat warfarin atau obat antikoagulan.
4. Bawang Putih
Bawang putih dapat digunakan untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah, ia memiliki efek antimikroba dan laporan dari studi kecil, jangka pendek, dan yang dideskripsikan bahwa hal itu dapat menyebabkan adanya sedikit penurunan pada kolesterol total dan Low Density Lipoprotein (LDL). Tetapi hasil dari penelitian Jerman menenai efek penurunan kolesterol bawang putih telah terdistorasi bahwa itu efek positif, kata FDA.
Para peneliti saat ini mengeksplorasi kemungkinan perannya dalam mencegah kanker.
FDA menganggap bahwa bawang putih aman.
Kendati demikian tidak boleh digunakan bersama obat warfarin, karena bawang putih jika dalam jumlah yang besar dapat mempengaruhi pembekuan darah, maka tidak boleh dikonsumsi untuk jumlah yang besar sebelum prosedur perawatan gigi atau operasi.
5. Jahe
Akar jahe digunakan untuk meredakan mual dan mabuk dalam perjalanan. Penelitian juga menunjukkan bahwa jahe dapat meredakan mual yang diakibatkan kehamilan atau kemoterapi.
Di luar itu efek samping yang dilaporkan adalah adanya kembung, gas, mulas dan mual.
6. Gingko
Ekstrak daun dari gingko digunakan untuk mengobati berbagai kondisi seperti asma, bronkitis, kelelahan, dan tinnitus.
Gingko juga digunakan untuk meningkatkan daya ingat dan untuk mencegah penyakit demensia atau gangguan otak lainnya. Namun beberapa penelitian mendukung sedikit efektivitasnya, karena bagaimana cara bekerjanya tidak dipahami dan hanya ekstrak daunnya saja yang dapat digunakan.
Bijinya mengandung racun gingko, dapat menyebabkan kejang dan jika dalam jumlah yang besar menyebabkan kematian.
Sejumlah informasi menyebut bahwa tanaman ini bisa meningkatkan risiko pendarahan. Maka dari itu sebaiknya tidak digunakan dengan obat yang mengandung antiinflamasi nonsteroid, antikoagulan, antikonvulsan, atau antidepresan trisiklik.
7. Ginseng
Akar ginseng dapat digunakan sebagai tonik dan afrodisiak, bahkan dapat dikatakan sebagai obat untuk semua. Namun riset tidak memastikan seberapa baik kerjanya, karena sebagian kesulitan dalam mendefinisikan vitalitas dan kualitas hidup.
Banyak variasi dalam kualitas ginseng yang dijual.
Efek sampingnya merupakan adanya tekanan darah tinggi dan takikardia.
FDA telah mengaggap aman oleh FDA, tapi tidak boleh digunakan bersama obat jenis warfarin, heparin, obat antiinflamasi nonsteroid, estrogen, kortikosteroid, atau digoksin. Penderita diabetes dianjurkan sebaiknya tidak menggunakan ginseng.