8 Obat Herbal untuk Mengatasi Batu Empedu Secara Alami

8 Obat Herbal untuk Mengatasi Batu Empedu Secara Alami

Obat herbal untuk mengatasi batu empedu secara alami

Terlalu banyak kolesterol atau bilirubin di dalam kantong empedu adalah penyebab terbentuknya batu empedu. Adanya batuan ini, akan menyebabkan penyumbatan dan peradangan pada kantong empedu (kolesistitis). Jika tidak disembuhkan, kondisi tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.

Pilihan pengobatan batu empedu, tak hanya lewat obat medis atau operasi saja. Anda juga bisa memanfaatkan bahan alami sebagai obat herbal untuk meredakan gejala batu empedu.

Beberapa tanaman yang memiliki potensi sebagai obat alami untuk batu empedu, antara lain:

1. Artichoke

Bagian daun, batang, dan akar dari artichoke (Cynara scolymus) dipercaya dapat digunakan sebagai obat herbal untuk meringankan gejala batu empedu. Seperti yang ditemukan oleh sebuah penelitian di Inggris yang dimuat dalam jurnal Cochrane Database of Systematic Reviews (CDSR) tahun 2009.

Penelitian itu menemukan suplemen ekstrak artichoke dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah hingga 18,5 persen. Sementara itu, kadar kolesterol kelompok partisipan yang diberi pil plasebo (obat kosong) hanya menurun sekitar 8,6% saja.

Kesimpulannya, tanaman alami ini bukan sebagai obat herbal yang ampuh menghancurkan batu empedu. Namun, hanya sebatas membantu menurunkan kolesterol yang dapat menjadi penyebab batu empedu.

Ketika kadar kolesterol berhasil diturunkan, artinya risiko penggumpalan batu lebih lanjut dapat diperlambat atau dihentikan sama sekali. Pada akhirnya, efek inilah yang dipercaya membantu meringankan kemunculan gejalanya.

2. Cuka apel

Cuka apel dapat menjadi pilihan obat alami lainnya untuk meringankan gejala batu empedu. Meski manfaatnya belum benar-benar dibuktikan oleh penelitian ilmiah yang valid, banyak orang percaya cuka apel dapat menyembuhkan nyeri perut karena sifat antiradangnya.

Untuk mencobanya, larutkan 2 sendok makan cuka apel dengan air hangat. Anda bisa minum 2-3 kali dalam sehari seperlunya, sampai rasa sakit mereda. Jangan langsung minum sari cuka apel murni tanpa dilarutkan dulu dengan air, karena asamnya dapat merusak gigi.

3. Bunga dandelion

Menurut studi dalam jurnal National Center for Complementary and Integrative Health, bunga dandelion sudah lama digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati masalah saluran empedu dan hati.

Beberapa orang percaya bahwa akar dari bunga dandelion dapat merangsang produksi cairan empedu di kantong empedu. Mereka biasanya menyeduh bunga dandelion kering untuk mendapatkan manfaat ini.

Kandungan polifenol dalam dandelion dilaporkan oleh beberapa penelitian dapat membantu mengurangi peradangan sementara juga meningkatkan daya tahan tubuh. Namun, sejauh ini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa bunga dandelion benar bermanfaat sebagai obat alami untuk penyakit batu empedu.

4. Minyak jarak

Sebagai obat herbal alternatif untuk mengobati penyakit batu empedu, minyak jarak sering digunakan dengan cara kompres. Anda dapat mencelupkan kain bersih ke dalam minyak jarak hangat dan tempelkan di sisi kanan atas perut yang terasa sakit. Biarkan kain di atas perut hingga satu jam.

Minyak jarak diketahui bersifat antiradang yang dapat meringankan rasa sakit. Meski begitu, tidak ada penelitian ilmiah yang bisa membuktikan manfaat minyak jarak sebagai obat herbal batu empedu.

Penggunaan obat batu empedu alami ini hanya untuk pemakaian luar, tidak untuk diminum atau dimakan.

5. Teh daun peppermint

Teh daun peppermint sudah sejak lama digunakan untuk meredakan sakit perut, melancarkan pencernaan, dan meredakan mual. Ini karena daun peppermint mengandung mentol, senyawa yang dapat mematikan rasa (membuat kebas) dan meredakan nyeri.

Anda bisa menggunakan tanaman alami ini sebagai obat herbal untuk batu empedu dengan menyeduh beberapa helai daun mint dengan air hangat. Minum teh ini secara teratur untuk membantu mengurangi jumlah kekambuhkan nyeri di daerah kandung empedu.

6. Kunyit

Kunyit adalah salah satu bahan alami yang berpotensi baik sebagai obat herbal untuk membantu mengurangi gejala batu empedu. Kunyit mengandung zat curcumin yang dikenal karena sifat antiradang dan penyembuhannya.

Anda dapat mengolah kunyit dengan cara menyeduhnya dan diminum sebagai teh herbal. Minum air rebusan kunyit setiap hari untuk melihat sampai sejauh mana perbaikan kondisinya.

7. Chia seeds

 

Chia seeds atau biji chia adalah biji-bijian yang mengandung banyak nutrisi bermanfaat untuk tubuh. Sebut saja kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, asam lemak omega-3, dan bahkan sejumlah antioksidan penting.

Mengonsumsi biji chia yang tinggi omega 3 diyakini dapat membantu mengatasi rasa sakit yang diakibatkan peradangan pada kantung empedu. Anda bisa mendapatkan manfaat biji chia ini sebagai obat alami untuk batu empedu dengan menambahkannya pada oatmeal atau masakan.

8. Milk thistle

Milk thistle (Silybum marianum) adalah tanaman yang juga diyakini berpotensi sebagai obat herbal untuk batu empedu. Menurut kutipan jurnal dari American Family Physician, milk thistle tampak mampu melindungi organ hati dan empedu dari efek racun yang bisa menyebabkan peradangan.

Zat aktif di dalam milk thistle yang berperan dalam perlindungan tersebut adalah silymarin. Silymarin paling banyak ditemukan dalam biji milk thistle.

Silymarin dilaporkan bekerja merangsang pembaharuan sel-sel hati yang sudah rusak (regenerasi). Hati yang didukung sel sehat dapat bekerja lebih efektif untuk memproduksi cairan empedu yang lebih sehat (minim kolesterol).

Obat alami untuk meredakan gejala batu empedu umumnya tersedia dalam bentuk pil suplemen. Namun, hati-hati apabila Anda memiliki batu empedu dan diabetes di waktu yang bersamaan. Jangan mengonsumsi milk thistle karena dapat menurunkan kadar gula darah secara drastis pada orang dengan diabetes tipe 2.

Obat alami belum tentu mujarab obati batu empedu

Penting untuk dipahami bahwa manfaat sejumlah obat herbal di atas untuk penyakit batu belum dapat dibuktikan secara valid pada manusia.

Berbagai penelitian yang ada hanya sebatas memperlihatkan potensi masing-masingnya untuk meredakan gejala tertentu yang mungkin timbul akibat batu empedu, tapi tidak menghilangkan batu tersebut. Sederhananya, kemanjuran obat alami di atas belum terbukti benar untuk menyembuhkan batu empedu.

Maka sebelum mencoba obat alami apa pun jika punya batu empedu, konsultasi dan periksakan diri dulu ke dokter. Minta pendapat dokter untuk memastikan keamanan menggunakan obat herbal jenis apa pun.

Ingatlah bahwa obat herbal sifatnya hanya membantu meredakan gejala penyakit dan menjaga kesehatan tubuh secara umum, tapi tidak menyembuhkan sampai tuntas.

Cara aman memilih obat batu empedu alami

Jika Anda berniat mencoba konsumsi obat herbal untuk meredakan gejala batu empedu, tanyakan pada dokter produk mana yang paling tepat dan aman buat kondisi Anda. Jika dokter sudah memperbolehkan memakai obat herbal, tanyakan juga dosis dan cara pakainya yang tepat.

Selain itu, penting untuk selalu mengecek keaslian produk obat herbal yang akan Anda coba untuk mengatasi batu empedu. Anda bisa cek status obat herbal yang ingin Anda gunakan lewat situs https://cekbpom.pom.go.id/ dari BPOM RI.

Di situs tersebut, Anda bisa mengetahui apakah obat herbal itu sudah lolos uji keamanan, efektivitas, khasiat, dan juga sudah terdaftar resmi di BPOM. Ikuti dosis dan cara pakai yang tertera di kemasan untuk penggunaan yang aman di tubuh Anda. Terakhir, jangan lupa untuk cek juga tanggal kedaluwarsanya.

3 Pilihan Obat Herbal untuk Bantu Mengatasi Gejala Osteoporosis

3 Pilihan Obat Herbal untuk Bantu Mengatasi Gejala Osteoporosis

Pengobatan utama untuk osteoporosis adalah obat-obatan resep dokter, seperti bifosfonat, dan mungkin juga meliputi terapi fisik. Namun di samping itu, ada beberapa obat herbal yang diyakini berpotensi membantu mengatasi gejala osteoporosis dan mengendalikan keparahan penyakitnya.

Obat herbal untuk osteoporosis

 

Osteoporosis adalah pengeroposan tulang yang kerap menyerang orang lebih tua dan wanita. Saat osteoporosis menyerang tandanya kepadatan mineral tulang menurun sehingga rentan patah dan rapuh. Untuk membantu meringankan pengeroposan tulang atau osteoporosis, berikut berbagai obat herbal yang bisa dikonsumsi:

1. Semanggi merah (red clover)

Dilansir dari penelitian yang diterbitkan dalam Evidence Based Complementary and Alternative Medicine, ekstrak semanggi merah dipercaya dapat menjadi obat herbal bagi pengidap osteoporosis.

Hasil penelitian tersebut menemukan, mengonsumsi esktrak semanggi merah selama 12 minggu berefek baik untuk kesehatan tulang wanita menopause. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa suplemen ini membantu melindungi tulang punggung dari efek penuaan tulang akibat usia dan osteoporosis.

Penelitian lain juga menyebutkan proses penurunan kepadatan tulang terjadi lebih lebih lambat pada wanita yang rutin mengonsumsi herbal ini. Mengapa? Semanggi merah dilaporkan mengandung isoflavon yang secara struktur mirip dengan estrogen alami dalam tubuh manusia.

Estrogen itu sendiri adalah hormon yang membantu melindungi kepadatan dan kekuatan tulang. Penurunan kadar hormon estrogen dalam tubuh merupakan salah satu faktor utama yang meningkatkan risiko osteoporosis.

2. Black cohosh

Black cohosh adalah herbal yang populer digunakan oleh masyarakat Indian Amerika untuk mengatasi masalah kesehatan wanita. Black cohosh banyak digunakan untuk mengobati gejala menopause, sindrom PMS, nyeri haid, jerawat, serta menginduksi persalinan. Namun selain itu, obat herbal yang satu ini juga kerap digunakan untuk mengatasi osteoporosis.

Black cohosh mengandung fitoestrogen (zat mirip estrogen) yang diyakini mampu membantu mencegah pengeroposan tulang. Sebuah penelitian dalam jurnal Bone menemukan bukti bahwa black cohosh mendukung pembentukan tulang pada tikus.

Meski begitu, black cohosh tidak bisa dijadikan sebagai pengganti estrogen dalam pengobatan apa pun termasuk terapi hormon. Di beberapa bagian tubuh, black cohosh ditemukan bisa meningkatkan efek estrogen. Sementara di bagian lainnya black cohosh justru diamati mengurangi efek estrogen yang merugikan tubuh.

Tetap dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperkuat bukti apakah obat herbal ini benar-benar efektif untuk osteoporosis atau tidak. Pastikan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai manfaat dan efek samping obat herbal yang satu ini sebelum dikonsumsi.

3. Paku ekor kuda (horsetail)

Paku ekor kuda termasuk obat herbal yang diduga kuat bisa membantu mengatasi osteoporosis. Biasanya tanaman herbal ini dikonsumsi sebagai suplemen, teh, atau kompres herbal.

Kandungan silikon di dalam paku ekor kuda dipercaya mampu membantu mengurangi pengeroposan tulang. Selain itu, tanaman dengan nama latin Equisetum arvense ini juga diduga kuat bisa merangsang regenerasi tulang.

Paku ekor kuda termasuk tanaman yang mengandung antioksidan dan antiradang. Kandungan ini memiliki senyawa yang bekerja seperti pil diuretik, atau dengan kata lain membuat Anda jadi sering kencing. Oleh karena itu, Anda biasanya disarankan untuk banyak minum air agar cairan yang hilang dan keluar dapat tergantikan.

Selain untuk osteoporosis, obat herbal ini juga digunakan untuk mengatasi penumpukan cairan di tubuh seperti edema. Kadar kolesterol yang tinggi, haid yang berat, dan batu ginjal juga bisa diringankan gejalanya dengan obat herbal yang satu ini. Namun, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan keefektifannya.

Obat herbal bukanlah pengobatan utama osteoporosis

 

Meski alami, perlu diingat bahwa obat herbal bukanlah pengganti pengobatan utama. Belum ada penelitian yang menjamin 100 persen bahwa obat herbal bisa menggantikan obat medis untuk osteoporosis. Masih dibutuhkan banyak penelitian untuk memperkuat bukti laporan potensi obat herbal untuk osteoporosis.

Tujuan obat herbal itu sendiri bukanlah menyembuhkan melainkan meringankan gejala dan keparahan. Oleh karena itu, obat herbal biasanya hanya diberikan sebagai pelengkap obat dokter lainnya. Anda juga perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memutuskan mana obat herbal yang aman dan cocok untuk kondisi Anda. Sebab, bahan aktif di dalamnya mungkin bisa mengganggu kerja obat utama.

Obat herbal yang dikonsumsi bisa saja bereaksi negatif terhadap obat-obatan yang Anda konsumsi. Bukannya meringankan kondisi, obat herbal malah bisa memperparah kesehatan tulang dan tubuh.

Oleh sebab itu, selalu konsultasikan ke dokter sebelum mengonsumsi obat herbal baik dalam bentuk suplemen atau ekstrak lainnya.

Cara memilih obat herbal yang tepat

 

Memilih obat herbal tak bisa sembarangan. Oleh karenanya, Anda perlu meminta izin dan persetujuan dokter terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari risiko obat yang mungkin mengacaukan pengobatan utama.

Jika dokter sudah memberikan lampu hijaunya pada Anda untuk minum obat herbal tertentu, berhati-hatilah sebelum membelinya. Jangan mudah tergiur oleh harga yang murah dan iklan yang menjanjikan. Akan jauh lebih baik jika Anda meminta dokter untuk merekomendasikan beberapa produk yang tepat.

Produk yang Anda beli di pasaran sebenarnya bisa dicek terlebih dahulu di laman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) http://cekbpom.pom.go.id/.

Hal ini dimaksudkan untuk melihat keamanan obat apakah sudah terdaftar di BPOM atau belum. Biasanya Anda bisa mengeceknya melalui nomor registrasi yang tertera di kemasan, merek, atau nama produknya.

Pastikan juga untuk mengecek tanggal kedaluwarsa obat herbal untuk osteoporosis yang Anda beli. Hal ini untuk mengantisipasi obat kedaluwarsa yang ternyata masih beredar di pasaran.

Setelah semuanya aman, bacalah petunjuk penggunaan mengenai kapan harus diminum dan berapa kali penggunaannya.

Mengulas Obat Herbal: dari Kegunaan, Cara Memilih, Hingga Efek Sampingnya

Mengulas Obat Herbal: dari Kegunaan, Cara Memilih, Hingga Efek Sampingnya

Obat herbal biasanya menjadi tambahan obat-obatan medis dari dokter untuk mengatasi penyakit. Sebelum memakai atau meminumnya, Anda perlu memerhatikan penggunaan obat herbal agar tidak menimbulkan masalah. Simak serba-serbi tentang obat herbal di bawah ini.

Apa itu obat herbal?

Obat herbal adalah bagian dari pengobatan tradisional yang memiliki sejarah panjang.

Menurut World Health Organization, pengobatan tradisional terbentuk dari pengetahuan, keterampilan, dan praktik berdasarkan teori, keyakinan, serta pengalaman dari budaya yang berbeda-beda.

Pengobatan tradisional terkadang memiliki penjelasan ilmiah, tetapi ada pula yang tidak punya bukti ilmiah apa pun.

Obat alami ini dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, pencegahan, diagnosis, hingga pengobatan penyakit fisik ataupun mental.

Sementara itu, obat herbal sendiri meliputi jamu yang mengandung bahan aktif dari bagian-bagian tumbuhan.

 

Anda dapat menemukan tanaman herbal dalam cara dan bentuk yang berbeda, seperti:

  • ramuan,
  • teh,
  • sirup,
  • minyak esensial,
  • salep, dan
  • tablet yang mengandung bubuk.

Berdasarkan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), obat tradisional dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

  • jamu,
  • obat herbal terstandar (OHT), dan
  • fitofarmaka.

3 Jenis Obat Tradisional yang Umum Dikonsumsi Orang Indonesia

3 Jenis Obat Tradisional yang Umum Dikonsumsi Orang Indonesia

Banyak orang Indonesia yang masih mengandalkan obat herbal tradisional warisan leluhur untuk menunjang kesehatan. Namun, apakah semua jenis obat tradisional pasti aman dan ampuh mengatasi berbagai penyakit? Apa itu obat tradisional (OT)? Obat-obatan bahan alami secara tradisional digunakan untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh, mengobati penyakit ringan, serta mencegah datangnya penyakit. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan

Sebelum diedarkan, produk herbal harus melalui uji klinis terlebih dahulu untuk membuktikan keamanannya secara ilmiah.

Obat-obatan ini juga harus melalui uji dosis, cara penggunaan, efektivitas, pemantauan efek samping, dan interaksinya dengan senyawa obat lain.

Fitofarmaka adalah satu-satunya golongan obat tradisional yang telah lulus semua uji praklinis dan klinis pada manusia.

 

Sayangnya, kebanyakan obat herbal yang beredar di Indonesia tergolong dalam kategori jamu dan OHT.

Keduanya merupakan jenis obat tradisional yang belum terbukti keamanannya berdasarkan uji klinis.

Bukti yang menunjukkan khasiat OHT hanya terdapat pada eksperimen hewan percobaan.

Hasil percobaan inilah yang sering kali dijadikan dasar bahwa obat alami dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Padahal, efek penggunaan obat pada hewan belum tentu sama pada manusia.

Sementara itu, jamu yang biasanya menggunakan racikan resep turun temurun tidak memiliki dosis dan indikasi yang pasti.

Jamu bisa menimbulkan manfaat dan risiko efek samping yang berbeda untuk setiap orang.

Apa kegunaan obat herbal?

Buku berjudul Herbal Medicine yang diterbitkan oleh CRC Press/Taylor & Francis, menyebutkan bahwa kegunaan atau manfaat utama obat tradisional adalah sebagai promosi kesehatan dan terapi untuk kondisi kronis.

Seseorang juga mungkin menggunakan pengobatan herbal ketika pengobatan konvensional dirasa tidak efektif untuk mengatasi penyakit tertentu, seperti kanker stadium lanjut dan penyakit menular baru.

Selain itu, rempah-rempah sering kali digunakan sebagai pengobatan tambahan penyakit akut dan kronis, seperti:

  • penyakit kardiovaskular,
  • gangguan pada prostat, dan
  • inflamasi atau peradangan.

 

Tak sedikit pula orang yang menggunakan cara atau obat tradisional, seperti tanaman herbal, untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

Banyak orang percaya bahwa obat herbal selalu aman dan bermanfaat. Namun nyatanya, obat herbal tidak selalu melalui pengujian, seperti obat medis.

Artinya, obat-obatan alami tidak selalu terjamin keamanan dan keampuhannya dalam melawan penyakit.

Oleh karena itu, Anda perlu mengamati dengan cermat asal-usul obat alami sebelum memutuskan untuk menggunakan atau meminumnya.

Bagaimana cara memilih obat tradisional yang aman?

Anda dapat menggunakan obat-obatan herbal bersamaan dengan obat-obatan medis, tetapi mungkin berisiko mengakibatkan efek samping tertentu.

Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan kepada dokter Anda sebelum memutuskan untuk minum obat tradisional.

 

Berikut ini adalah tips yang bisa Anda lakukan untuk memilih obat herbal yang aman untuk dikonsumsi:

  • Pelajari obat-obatan herbal yang ingin Anda konsumsi dengan sebaik-baiknya. Konsultasi dengan dokter dan cermati kemasan obat-obatan yang akan Anda beli.
  • Jika Anda membeli obat tradisional di pasaran, ikuti petunjuk pemakaian pada kemasan dan konsumsi obatnya sesuai dengan dosis yang ditentukan.
  • Carilah bantuan profesional atau ahli yang punya pengetahuan mumpuni dalam hal obat-obatan tradisional.
  • Perhatikan gejala efek samping setelah minum obat tradisional. Segera hentikan penggunaan obat jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan.
  • Waspada gejala alergi yang mungkin ditimbulkan setelah minum obat tradisional.

Tak lupa, Anda juga perlu mencermati hal-hal berikut ini pada label kemasan:

  • Adakah kontraindikasi dan larangan?
  • Seperti apa cara pakai atau minum yang benar?
  • Adakah batasan dosis obat tradisional per harinya?
  • Apa saja bahan aktif yang mungkin ada dalam obat herbal tersebut?
  • Apakah Anda memiliki alergi terhadap salah satu dari komposisi yang tertera?
  • Apakah dokter melarang Anda untuk mengonsumsi salah satu bahan karena kondisi kesehatan yang Anda miliki saat ini?
  • Adakah pantangan makanan, minuman, obat-obatan, dan aktivitas yang harus Anda hindari sewaktu minum obat herbal tersebut?

Pastikan produk herbal yang ingin Anda beli memiliki izin edar dari BPOM.

Untuk memastikan keasliannya, Anda dapat mengecek nomor obat yang tercantum di tautan berikut http://cekbpom.pom.go.id/.

Klik di sini untuk melihat daftar lengkap obat tradisional yang diakui BPOM. Sementara ntuk daftar obat-obat tradisional yang telah ditarik dan dilarang edar, Anda bisa kunjungi laman BPOM ini.

Anda perlu memastikan herbalis yang meracik obat tradisional Anda sudah memiliki izin praktik dan terdaftar resmi di Dinas Kesehatan.

Apa saja efek samping obat ini?

Produsen obat herbal memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa klaim yang mereka buat tentang produknya tidak salah atau menyesatkan.

Klaim tersebut pun perlu didukung oleh bukti yang memadai. Namun, mereka tidak diwajibkan menyerahkan bukti ini ke BPOM.

Oleh karena itu, meski terbuat dari bahan alami, banyak herbal yang mengandung senyawa kimia alami berpotensi menimbulkan risiko efek samping merugikan.

Efek samping yang mungkin terjadi akibat konsumsi obat alami, antara lain:

  • reaksi alergi,
  • ruam,
  • asma,
  • sakit kepala,
  • mual,
  • muntah, dan
  • diare.

 

Reaksi di atas dapat Anda rasakan dalam tingkatan yang ringan hingga parah.

Jurnal Clinical Medicine menemukan efek samping parah yang ditimbulkan akibat konsumsi obat herbal meliputi:

  • kerusakan hati atau ginjal,
  • perforasi usus,
  • kasinoma,
  • koma, dan
  • kematian.

Perlu diingat, BPOM telah menegaskan bahwa tidak ada jamu, herbal, maupun obat tradisional yang dapat menggantikan kemoterapi atau prosedur lainnya untuk menyembuhkan kanker.

Walau aman, tak semua orang boleh minum obat-obatan ini

Obat herbal biasanya baru memberikan manfaat jika Anda minum rutin dalam jangka panjang.

Hanya saja, jangan lupa perhatikan dosis dan waktu penggunaan jamu jika Anda sedang menggunakan obat lain.

Anda tidak boleh minum obat alami sebelum obat medis untuk menghindari risiko interaksi senyawa kimia. Sebaiknya konsumsi obat herbal 1-2 jam setelah obat medis.

Jamu atau racikan herbal berguna untuk menjaga kesehatan, pemulihan penyakit, atau menurunkan risiko dari penyakit, bukan untuk menyembuhkan

Selain Pepaya, 6 Bahan Dapur Ini Memudarkan Flek Hitam atau Bekas Jerawat

Selain Pepaya, 6 Bahan Dapur Ini Memudarkan Flek Hitam atau Bekas Jerawat

Flek hitam di wajah, dada, tangan, atau bagian tubuh lainnya bisa sangat membuat frustrasi karena tidak hilang dengan sendirinya dan terkadang tidak dapat ditutupi concealer. Mengapa bisa muncul flek hitam?

Menurut Dendy Engelman, ahli bedah kulit bersertifikat di Medis Dermatologi & Bedah Kosmetik di Manhattan dan Hampton Bays, New York, sebagian besar flek hitam pada kulit dapat diakibatkan oleh dua hal: jaringan parut dan hiperpigmentasi (secara teknis, jaringan parut adalah hiperpigmentasi pasca-inflamasi), dan kerusakan akibat paparan sinar matahari.

“Bekas luka dapat dibagi menjadi dua kategori: tanda gelap yang sebenarnya merupakan akibat dari hiperpigmentasi pasca-inflamasi, yang muncul sebagai tanda gelap atau merah muda, atau, perubahan tekstur kulit, yang mengakibatkan bekas luka yang tertekan atau terangkat,” jelas Engelman.

 

“Bekas luka berpigmen disebabkan oleh cedera pada lapisan pembentuk pigmen epidermis, sementara bekas luka tekstur disebabkan oleh robekan sebenarnya di dermis.”

Beberapa orang lebih mudah memiliki bekas luka daripada yang lain bisa jadi karena memiliki kecenderungan genetik (karena mereka memiliki lebih banyak pigmen).

“Beberapa orang dengan lebih banyak pigmen lebih rentan terhadap hiperpigmentasi.”

Engelman menambahkan, “Mereka juga yang memiliki lebih banyak pigmen di kulit lebih rentan terhadap hiperpigmentasi dan jaringan parut.”

 

 


1. Eksfoliasi dengan Pepaya

Bilas lapisan atas dengan exfoliant alami, seperti pepaya diketahui dapat mencerahkan warnakulit.

“Pepaya memiliki asam buah yang dikenal sebagai alfa-hidroksi-asit (AHA), yang merupakan exfoliant,” kata Engelman.

“AHA digunakan untuk kulit kering dan anti-penuaan, dan bekerja untuk memperbaiki kulit dengan menghilangkan lapisan atas kulitdengan demikian, menghilangkan sel-sel kulit mati dan kusam. Pepaya secara khusus akan membantu mencerahkan dan membuat kulit tampak awet muda.”

Untuk mengatasi bintik hitam Anda dengan pepaya, cukup tumbuk pepaya matang dalam mangkuk dan oleskan sebagai masker untuk membersihkan kulit. Saat melepas masker, Anda juga dapat menggunakan gerakan melingkar yang lembut untuk sedikit pengelupasan tambahan pada lapisan atas sel kulit yang mati.


2. Kunyit

Selama berabad-abad, orang-orang di India, sebagian Amerika Tengah, dan daerah subtropis lainnya  mengatakan bahwa kunyit memiliki banyak manfaat. Mulai dari mengurangi peradangan hingga membantu proses pencernaan.

Manfaat kunyit juga meluas ke area perawatan kulit, dan terbukti menghambat produksi melanin kulit, yang menyebabkan bintik-bintik karena hiperpigmentasi.

Bahan aktif dalam kunyit bernama kurkumin, yang memberikan warna kuning-oranye; itu juga yang membuatnya menjadi anti-inflamasi yang kuat.

Untuk memudarkan bintik maupun flek hitam dengan kunyit, buat masker menggunakan satu bagian kunyit dengan madu. Jika mau, tambahkan perasan lemon. Namun ini hanya berlaku untuk pemilik kulit normal. Bagi kulit sensitif jangan dicoba.

 


3. Almond Oil

Minyak almond yang biasa digunakan untuk memasak tidak sama dengan yang digunakan pada kulit. Bila untuk kulit yang sering diperkaya dengan vitamin dan mineral tambahan.

“Kehadiran Vitamin E dan niasin membantu hiperpigmentasi dan memperbaiki warna kulit,” katanya.

Karena minyak almond manis umumnya dipandang sebagai non-komedogenik (artinya tidak akan menyumbat pori-pori Anda), Anda dapat menambahkannya ke rutinitas malam Anda sebagai penghapus riasan atau pelembab yang dimaksudkan untuk membantu melindungi penghalang kulit.


4. Yoghurt

Bahan pencerah kulit alami lainnya yang mungkin sudah Anda miliki di rumah adalah yoghurt. Produk olahan susu ini dapat membantu memudarkan bintik hitam dengan mengelupas kulit. S

eperti sifat pengelupasan kimiawi yang ditemukan dalam pepaya, yoghurt dapat memecah sel-sel kulit mati berkat asam laktat, yang ditemukan secara alami dalam produk susu.

“Menggunakan yoghurt dengan susu sapi bisa efektif dalam menenangkan kulit, karena mengandung asam laktat. Asam laktat adalah AHA, yang memperbaiki perubahan warna dan bintik-bintik penuaan,” kata Engelman.

“Asam ini lebih lembut di kulit daripada exfoliant kimia lainnya. Karena berasal dari susu, ini membantu memperbaiki ketidakseimbangan pH. Ia bekerja untuk meningkatkan nada, tekstur, dan mengurangi kemerahan.”

Yogurt dapat dioleskan untuk membersihkan kulit saja atau dicampur dengan bahan tambahan yang diketahui dapat meningkatkan kesehatan kulit—seperti madu—yang bersifat antibakteri dan bagus untuk kulit berjerawat. Menambahkan oatmeal ke masker yogurt akan membantu mengelupas dan menenangkan kulit kering, pastikan untuk membilas masker ini dengan hati-hati.


5. Tomat

Bukan dioleskan tapi dimakan. Menurut sebuah studi di 2011, peserta yang mengonsumsi sekitar 55 miligram pasta tomat dengan minyak zaitun per hari terlihat mendapat perlindungan dari kerusakan yang disebabkan oleh sinar UV. Hal ini karena tomat secara alami kaya akan likopen, yang memiliki banyak manfaat kesehatan potensial, termasuk perlindungan terhadap sinar matahari.

Bukan penggemar tomat? Buah-buahan dan sayuran berwarna serupa lainnya juga memiliki fungsi yang sama, seperti jambu biji, jeruk bali merah muda, semangka, dan paprika merah.


6. Lidah Buaya

Bagi sebagian orang, bintik hitam bukanlah hasil dari hiperpigmentasi, tetapi jaringan parut, yang terutama terlihat pada mereka yang memiliki kulit lebih kaya melanin.

“Bekas luka tidak dapat diprediksi, yang dapat membuat mereka sulit diobati. Yang penting segera diobati,” jelas Engleman.

“Semakin lentur kulit Anda, semakin kecil kemungkinan bekas luka akan muncul, jadi menambahkan kelembapan kembali ke kulit dengan minyak dan losion dapat mengurangi penampilan dan mencegah pembentukan baru.”

Lidah buaya adalah bahan alami yang dikenal karena sifatnya yang menenangkan dan melembapkan. Lendir gel bagian dalam tanaman lidah buaya (bagian yang digunakan dalam produk perawatan kulit) terdiri dari 99,5 persen air.

Tanaman ini juga dapat dikonsumsi dalam bentuk minuman lidah buaya, atau dioleskan ke kulit sebagai pelembab atau penyembuh kulit dengan cara mematahkan daun tanaman lidah buaya dan mengoleskan zat lengket pada bekas luka Anda.

Tidak memiliki tanaman lidah buaya? Anda dapat menggunakan gel lidah buaya dengan dioleskan langsung ke wajah, seperti halnya banyak pembersih atau pelembab yang mengandung lidah buaya, yang menjanjikan untuk mengurangi kemerahan.


7. Vitamin C

Menurut American Academy of Dermatology, vitamin C adalah salah satu bahan alami yang lebih efektif yang dapat Anda andalkan untuk menyamarkan bintik maupun flek hitam.

“Untuk bekas luka yang gelap, carilah kulit AHA atau retinol yang akan membantu meningkatkan pergantian sel untuk menghilangkan lapisan atas kulit,” saran Engelman.

Yang terakhir adalah bahan perawatan kulit yang kuat, yang juga ditemukan secara alami dalam makanan kaya vitamin C seperti jeruk dan bayam. Sementara beberapa orang lebih suka mencerahkan bintik hitam dengan jus lemon, yang lain menemukan kandungan asam yang tinggi terlalu kuat untuk kulit dan memilih untuk menelan vitamin C mereka, menuai manfaat dari dalam.

Walau murah dan mudah diaplikasikan, rutinitas DIY seperti di atas bukan untuk semua orang, seperti disampaikan Engelman. Perawatan buatan sendiri memungkinkan ruang untuk kesalahan karena tidak diformulasikan dengan rasio yang sama dengan produk formal.

×