Merasa orang lain akan menipu atau mencelakakan dirinya tanpa disertai alasan yang jelas.
Menganggap orang di sekitarnya tidak bisa diandalkan.
Cenderung menutup diri dan enggan menceritakan kehidupan pribadi ke orang lain, karena khawatir informasi tersebut dapat digunakan untuk memfitnah atau menipu dirinya.
Menyimpan dendam saat dirinya disakiti oleh orang lain.
Mencurigai pasangannya tidak setia meskipun tidak disertai dengan alasan yang jelas.
Mengartikan kejadian biasa sebagai sesuatu yang dapat mengancam dirinya.
Mudah marah saat berpikir bahwa orang lain sedang merendahkan dirinya.
Cara Mengatasi Paranoid
Pada dasarnya, pengobatan gangguan paranoid sama seperti penanganan gangguan kepribadian lainnya. Namun, pengobatan untuk kondisi ini cenderung lebih sulit dilakukan karena pasien gangguan paranoid kerap mencurigai dan tidak percaya dengan orang lain, termasuk dengan psikolog/psikiater. Oleh karena itu, seorang psikolog/psikiater akan mencoba untuk membangun hubungan yang kooperatif dengan pasien sebelum melakukan pengobatan.
Setelah itu, psikolog/psikiater dapat melanjutkan prosedur pengobatan gangguan paranoid melalui beberapa penanganan medis, di antaranya sebagai berikut.
1. Psikoterapi
Salah satu jenis psikoterapi yang umum dilakukan untuk menangani gangguan paranoid adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy/CBT). Terapi ini dianggap sebagai metode pengobatan yang efektif untuk membantu pasien dalam menyesuaikan pola pikir serta perilaku yang menyimpang.
2. Pemberian Obat-obatan
Apabila gangguan paranoid disertai dengan gangguan cemas hingga depresi parah, seorang psikiater dapat membantu meredakan kondisi tersebut dengan meresepkan obat-obatan tertentu, seperti:
Antidepresan, seperti fluoxetine, sertraline, atau amitriptyline.
Antipsikotik, seperti haloperidol atau thioridazine.
Anticemas, seperti alprazolam, diazepam.