Serangan Jantung pada Usia Muda? Memangnya bisa?

Masalah jantung merupakan tantangan serius dalam kesehatan global yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Penyakit jantung dapat mencakup berbagai kondisi, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan gangguan irama jantung.

Read More

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyebab kematian utama di tingkat global, dengan tingkat kematian mencapai 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Data penyakit jantung di Indonesia menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Hal ini menandakan bahwa penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi permasalahan kesehatan yang semakin serius di negara ini.

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, angka kejadian penyakit jantung terus meningkat setiap tahunnya.

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di Indonesia, menyumbang sejumlah besar kasus morbiditas dan mortalitas. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan bahwa jumlah kasus penyakit jantung mencapai 1,5 % yang artinya mengalami peningkatkan dalam kurun 5 tahun terakhir sebanyak 3 kali lipat.

Berdasarkan kelompok usia, persentase kasus penyakit jantung pada kelompok usia 45-54 tahun sebesar 2,4 %, kelompok usia 35-44 tahun sebesar 1,3 %, dan kelompok usia 25-34 tahun mencapai 0,8 %.

Serangan jantung pada usia muda menjadi perhatian serius dalam bidang kesehatan. Meskipun serangan jantung umumnya dikaitkan dengan orang tua atau faktor risiko jangka panjang, angka serangan jantung pada usia muda telah meningkat secara signifikan. Serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang mengandung oksigen ke otot jantung mengalami gangguan atau terhenti secara tiba-tiba.

Gangguan ini disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner akibat penumpukan plak, yang terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Proses ini dikenal sebagai aterosklerosis. Apabila plak tersebut pecah, dapat menyebabkan pembekuan darah yang menghalangi aliran darah normal ke otot jantung. Akibatnya, terjadi kerusakan atau bahkan kematian pada jaringan otot jantung.

Beberapa faktor risiko dan tantangan unik dapat membuat seseorang mengalami serangan jantung pada usia yang relatif muda, sehingga penting untuk memahami dan menyadari hal ini. Studi Lu dkk., (2022) menganalisis data dari 2.264 orang berusia 18 hingga 55 tahun yang dirawat inap akibat serangan jantung. Studi tersebut menemukan bahwa terdapat tujuh faktor risiko yang secara ilmiah terbukti signifikan menyebabkan serangan jantung pada usia muda, antara lain:

Diabetes

Diabetes meningkatkan risiko serangan jantung karena dapat merusak pembuluh darah dan saraf, menyebabkan peradangan, dan memicu penumpukan plak pada dinding arteri. Gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah jantung, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan kerusakan pada sistem kardiovaskular.

Depresi

Keterkaitan antara depresi dan serangan jantung telah banyak diteliti. Depresi dapat memengaruhi gaya hidup, seperti kurangnya aktivitas fisik dan kecenderungan merokok, serta memicu perubahan biologis yang dapat merusak fungsi jantung. Selain itu, depresi dapat menyebabkan peningkatan faktor risiko lain, seperti tekanan darah tinggi.

Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi membebani jantung dengan memaksanya bekerja lebih keras untuk memompa darah. Pada jangka panjang, hal ini dapat merusak arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung. Pembuluh darah terkait dapat mengalami penebalan atau pelebaran yang tidak normal sehingga memudahkan pembentukan bekuan darah.

Merokok

Rokok mengandung zat kimia yang dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL), dan memicu peradangan. Nikotin dalam rokok juga dapat menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan mengurangi jumlah oksigen yang sampai ke jantung, semua faktor di atas dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Riwayat Keluarga Serangan Jantung

Jika ada riwayat serangan jantung dalam keluarga, terutama pada orang tua atau saudara kandung, risiko seseorang untuk mengalami serangan jantung juga meningkat. Faktor genetik dan faktor gaya hidup yang dapat diwariskan, seperti kebiasaan makan dan tingkat aktivitas fisik, dapat berkontribusi pada peningkatan risiko ini.

Pendapatan Rumah Tangga Rendah

Pendapatan rendah dapat menjadi faktor risiko serangan jantung melalui pengaruhnya terhadap gaya hidup dan akses terhadap perawatan kesehatan yang memadai. Keterbatasan ekonomi dapat membatasi akses terhadap makanan bergizi, fasilitas kebugaran, dan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk mengelola faktor risiko kesehatan.

Kolesterol Tinggi

Kolesterol tinggi, khususnya kadar LDL yang tinggi, dapat menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri. Plak ini dapat menghalangi aliran darah ke jantung sehingga menyebabkan serangan jantung. Oleh karena itu, mengelola kadar kolesterol dengan pola makan sehat dan gaya hidup aktif sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.

Gejala Serangan Jantung pada Usia Muda

Serangan jantung pada usia muda mungkin tidak selalu menunjukkan gejala khas layaknya kelompok lansia yaitu nyeri dada kiri terasa seperti ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri .Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala lainnya yang tidak selalu terkait dengan nyeri dada, antara lain:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas tubuh, lengan, leher, atau punggung.
  • Sesak napas.
  • Mual atau muntah.
  • Kelelahan yang berlebihan.
  • Pusing atau pingsan.

Berikut ini adalah 6 langkah sehat untuk mencegah serangan jantung yang penting untuk diketahui kelompok usia muda, antara lain:

  1. Periksa kesehatan secara rutin seperti mengukur tekanan darah, kadar gula darah, dan kadar kolesterol dalam tubuh.
  2. Menghindari rokok dan alkohol.
  3. Berolahraga secara teratur, minimal 30 menit per hari atau 150 menit per minggu dengan olahraga intensitas sedang.
  4. Kelola stres dengan melakukan meditasi, melatih berpikir positif, atau melakukan hobi yang menyenangkan.
  5. Terapkan diet sehat jantung seperti tinggi serat, rendah lemak, kaya akan omega 3, dan batasi konsumsi garam serta daging merah.
  6. Jaga berat badan ideal

Dengan menerapkan langkah pencegahan tersebut, maka risiko serangan jantung, baik bagi kelompok usia muda maupun kelompok lansia dapat diminimalisir.

Mengetahui perbedaan antara serangan jantung dan henti jantung merupakan hal yang krusial. Serangan jantung terjadi saat aliran darah ke jantung terhenti, sedangkan henti jantung melibatkan kelainan listrik yang membuat detak jantung berhenti. Meskipun serangan jantung bisa menjadi pemicu henti jantung, keduanya memiliki mekanisme dan pendekatan penanganan yang berbeda. Oleh karena itu, jika mengalami gejala-gejala serangan jantung atau merasa ragu terkait kondisi yang sedang dialami, sebaiknya segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan atau mendatangi fasilitas kesehatan terdekat.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *